kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akulaku Yakin Bisnis Paylater Masih Terus Tumbuh ke Depannya


Jumat, 29 Maret 2024 / 20:35 WIB
Akulaku Yakin Bisnis Paylater Masih Terus Tumbuh ke Depannya
ILUSTRASI. Nama dan logo baru Akulaku PayLater.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Akulaku Finance Indonesia menyatakan prospek bisnis Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater masih besar.

Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga meyakini, bisnis paylater masih akan terus tumbuh ke depannya.

"Sebab, market share paylater masih belum begitu besar, sedangkan potensi dan prospek dari bisnis e-Commerce masih sangat besar," ucapnya kepada Kontan.co.id, Kamis (28/3).

Baca Juga: OJK Resmi Umumkan Pencabutan Sanksi PKUT Akulaku Finance

Efrinal menyebut salah satu momen pertumbuhan paylater akan terjadi saat Ramadan.

Dia menyampaikan Ramadan selalu menjadi berkah bagi paylater, ditandai dengan peningkatan transaksi penjualan dan pembiayaan. Hal tersebut juga terjadi pada tahun sebelumnya.

Sementara itu, Efrinal menerangkan Akulaku telah mulai reaktivasi layanan paylater-nya.

Melalui strategi speedy reactivated serta customer engagement diharapkan dapat menutup ketertinggalan beberapa waktu lalu saat paylater Akulaku masih disanksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca Juga: Akulaku PayLater Kembali Aktif Menyalurkan Pembiayaan

Efrinal juga memastikan tidak ada perubahan dalam skema pembiayaan seusai pencabutan sanksi. Dia mengatakan pihaknya lebih berfokus untuk meningkatan sistem, tata kelola, manajemen risiko, dan perlindungan konsumen.

Efrinal menerangkan Akulaku akan tetap konsisten untuk menjaga dan melayani konsumen dengan layanan terbaik, program-program tematik, dan pengembangan produk, hingga ekspansi networking. Hal itu juga yang menjadi strategi agar BNPL Akulaku bisa kembali diminati ke depannya.

Seperti diketahui, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman mengatakan Akulaku telah memenuhi semua tindak lanjut rekomendasi pemeriksaan OJK.

Dengan demikian, sanksinya dicabut oleh OJK. "Oleh karena itu, OJK telah mencabut sanksi terkait Pembatasan Kegiatan Usaha (PKU) dari Buy Now Pay Later (BNPL) Akulaku pada 29 Februari 2024," ungkapnya dalam konferensi pers, Senin (4/3).

Baca Juga: Terbaru! Begini Cara Bayar Akulaku lewat Livin’ by Mandiri

Dengan dicabutnya sanksi pembatasan kegiatan usaha tersebut, Agusman menyebut sesuai ketentuan yang berlaku, maka Akulaku dapat melakukan kembali kegiatan BNPL seperti biasa. 

Di sisi lain, berdasarkan laporan Reuters, platform Akulaku telah mendapatkan pembiayaan utang hingga US$ 100 juta dari HSBC. Adapun pembiayaan itu bertujuan untuk membuat perusahaan menjadi lebih menguntungkan.

CEO Akulaku William Li mengatakan kepada Reuters dalam wawancara, bahwa hasil dari pembiayaan tersebut akan digunakan untuk melunasi beberapa utang Akulaku.

"Keuangan seluruh grup tampaknya makin sehat dari sebelumnya. Jadi, kami tidak dalam keadaan mendesak untuk mengumpulkan uang. Kami ingin melihat bahwa seluruh grup untung, kemudian kami mempertimbangkan apakah akan menggalang dana atau tidak," katanya, dilansir dari Reuters, Jumat (22/3).

Baca Juga: Ini Kabar Terbaru dari OJK Soal Pengenaan Sanksi Terhadap Akulaku Finance

HSBC Singapura mengatakan dalam siaran pers, kesepakatan tersebut memperkuat komitmen bank untuk mendukung bisnis ekonomi baru.

Pada 2022, Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) dari Jepang dan Siam Commercial Bank dari Thailand menginvestasikan masing-masing US$ 200 juta dan US$ 100 juta di Akulaku.

Akulaku yang mulai beroperasi pada tahun 2016, telah hadir di Filipina, Malaysia, dan Thailand, serta Indonesia. Perusahaan tersebut telah menyalurkan sekitar US$ 3,5 miliar pinjaman tahun lalu, atau 25% lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

William juga menyebut Akulaku mengalami pertumbuhan kinerja sekitar 20% dalam pendapatan tahun lalu menjadi sekitar US$ 500 juta.

William mengatakan pada tahun ini, perusahaan menargetkan untuk meningkatkan pendapatan sebesar 16% hingga 25%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×