kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asuransi kendaraan diprediksi ngegas di 2018


Selasa, 14 November 2017 / 19:34 WIB
Asuransi kendaraan diprediksi ngegas di 2018


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati pasar otomotif masih belum melonjak signifikan, namun para pelaku asuransi umum masih optimistis lini bisnis asuransi kendaraan bermotor masih bisa melaju di 2018.

Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dadang Sukresna menjelaskan, tren pasar otomotif telah terlihat membaik di akhir tahun ini. Sehingga ini akan meningkatkan perolehan premi dari lini bisnis kendaraan bermotor di tutup tahun ini maupun di 2018 mendatang.

Jika dilihat pencapaian semester I 2017 misalnya, di saat lini bisnis lain menciut namun premi dari asuransi kendaraan masih bisa meningkat 9% menjadi Rp 8,09 triliun. Padahal periode yang sama pencapaian premi baru tercatat Rp 7,43 triliun.

Pun demikian jika dilihat dari sisi klaim yang susut 5,3% menjadi Rp 3,53 triliun. Dengan begitu, rasio klaim produk asuransi kendaraan bermotor pun mengekor turun menjadi 43,6%. Sementara posisi Semester I 2016 lalu lebih tinggi tercatat 50,2%.

"Kenaikan masih akan berlanjut di kisaran 7%-9%," kata Dadang kepada Kontan.co.id, Selasa (14/11).

Plus menurut Dadang secara historis kuartal empat perolehan premi akan lebih menjulang ketimbang bulan biasanya. Sehingga ini tentu secara otomatis bisa meningkatkan premi dari lini bisnis ini.

Tak hanya itu, faktor pendongkrak lini bisnis ini juga akan ditopang oleh semakin bertumbuhnya masyarakat membeli kendaraan melalui perusahaan pembiayaan atawa multifinance. "Melalui leasing atau perbankan juga jadi salah satu pendongkrak premi asuransi kendaraan," ujar Dadang.

Dadang juga memperkirakan hingga akhir tahun ini dari sisi klaim, produk asuransi kendaraan masih akan cukup stabil dan diharapkan tidak ada klaim yang melonjak signifikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×