kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank masih andalkan kredit infrastruktur di 2017


Rabu, 30 November 2016 / 18:57 WIB
Bank masih andalkan kredit infrastruktur di 2017


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Sejumlah bank masih tetap mengandalkan kredit ke sektor infrastruktur pada tahun 2017 khususnya jalan tol guna menggenjot pertumbuhan kredit. PT Bank Mandiri Tbk misalnya, membidik penyaluran 40% dari total portofolio kredit korporasi ke sektor infrastruktur.

"Infrastruktur tetap nomor satu, tapi kami juga selektif di komoditas seperti minyak dan gas juga mulai membaik," pukas Direktur Korporasi Mandiri Royke Tumilaar, Selasa (29/11).

Hingga akhir tahun Bank Mandiri masih menyisakan sedikitnya Rp 4 triliun-Rp 5 triliun lagi pembiayaan jalan tol. Secara terpisah, SEVP Bank Mandiri Alexandra Iskandar juga menyebut secara total kredit infrastruktur tahun 2016 sebesar Rp 20 triliun.

"Minimal tahun depan bisa naik 10%," tutur Alexandra. Kendati demikian, Royke mengatakan Bank Mandiri juga melirik sektor lain seperti jasa kesehatan dan properti.

Belum lagi, beberapa perusahaan konglomerat mulai berminat untuk masuk ke segmen bisnis ini seperti Grup Salim, Grup Agung Sedayu, Grup Alamsutera, Grup Sinarmas dan Grup Astra. Pemimpin Unit Bisnis Sindikasi PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Dedi Priambodo menyebut pihaknya mengaku tengah menjajaki pembiayaan tol Serpong-Balaraja.

"Kami melihat itu sebagai peluang, Serpong-Balaraja itu kan Sinarmas Group. Sedang kami bicarakan, jadi tidak cuma dari BUMN," kata Dedi saat ditemui di Jakarta, Rabu (30/11).

BNI menarget pada akhir 2016 dapat menyalurkan kredit sindikasi ke proyek infrastruktur sekitar Rp 73 triliun. Jumlah sebesar itu 40% dari porsi kredit yang disalurkan. "Per September 2016 sindikasi sebesar Rp 45 triliun. Hingga akhir tahun mungkin bisa mencapai Rp 70 triliun-Rp 73 triliun," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×