kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Sentral akan meluncurkan produk hedging baru


Kamis, 04 Januari 2018 / 10:58 WIB
Bank Sentral akan meluncurkan produk hedging baru


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan mengembangkan instrumen lindung nilai atau hedging baru di tahun 2018. Cara ini sebagai langkah bank sentral untuk memperdalam pasar keuangan lokal. Kepala Departemen Pendalaman Pasar Keuangan BI Nanang Hendarsah mengatakan, pelaku usaha semakin banyak membutuhkan hedging.

Oleh karena itu, BI menilai perlu ada pengembangan instrumen keuangan baru.Saat ini, bank sudah menawarkan instrumen swap link deposit ke nasabah, hanya untuk mata uang selain rupiah sebagai sarana lindung nilai.

"BI sedang mengkaji pengembangan dan pengaturan swap link deposit yang dapat menambah supply instrument hedging," katanya, kepada KONTAN, Rabu (3/1). Instrumen swap link deposit lebih dikenal dengan deposit swap. Produk ini merupakan produk investasi dalam mata uang asing yang dikaitkan dengan transaksi forex.

Fasilitas ini bertujuan mengoptimalkan imbal hasil penempatan dana nasabah. Harapannya, instrumen ini bisa meningkatkan sisi supply transaksi forex forward swap dan option. BI juga akan memfasilitasi pelaksanaan transaksi hedging beberapa BUMN dengan menyusun standar operasi hedging.

Kepala Departemen Pengawasan Perbankan II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ariastiadi menyatakan, beberapa bank sudah mengimplementasikan instrumen hedging untuk kebutuhan tertentu. Bank diharapkan bisa lebih baik dalam beradaptasi dengan risiko pasar.

Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Suprajarto menyatakan, pihaknya akan menyesuaikan produk hedging terbaru BI. Untuk mengembangkan bisnis hedging, BRI akan mendorong beberapa unit bisnis di luar negeri, termasuk di Hong Kong.

Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja optimistis dengan adanya peluncuran produk baru hedging di tahun ini. Sementara Direktur Utama Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Achmad Baiquni mengatakan, potensi bisnis hedging masih besar.

Sebab, hedging bukan merupakan bagian dari kerugian negara.BI sedang mengkaji pengembangan dan pengaturan swap link deposit yang dapat menambah pasokan instrumen lindung nilai. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×