kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BCA jago kandang, BNI go international


Sabtu, 18 Maret 2017 / 11:04 WIB
BCA jago kandang, BNI go international


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Arah pergerakan ekspansi bisnis bank papan atas berbeda-beda. Tengok saja pilihan berbeda antara PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

Hampir menutup kuartal I, BCA tetap memilih untuk jago kandang dengan memperluas ekspansi cabang di dalam negeri. Sedangkan BNI masih ngebet melebarkan sayap di panggung internasional.

BNI akan meningkatkan skala bisnis di Myanmar dan melirik Malaysia untuk ekspansi. Meskipun ada peluang perbankan Indonesia untuk ekspansi ke luar negeri setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dengan regulator Malaysia, namun tak semua bank tertarik melebarkan sayap ke negeri sebelah.

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA mengatakan, pihaknya memilih fokus mengembangkan bisnis di dalam negeri. Bank milik Grup Djarum ini ingin memperbesar ekspansi di Indonesia yang pasarnya masih luas. "Tahun ini, BCA akan menambah sekitar 20 cabang hingga 30 cabang, kata Jahja, pekan ini.

Alasan BCA, ekspansi ke luar negeri membutuhkan biaya yang mahal yang tak sebanding dengan segmentasi pasar yang tak seluas seperti di Indonesia.

Sedikit berbeda, Achmad Baequni, Direktur Utama BNI menuturkan, pihaknya akan meningkatkan bisnis di Myanmar dengan rencana menaikkan status dari kantor representatif BNI menjadi kantor cabang.

Namun, BNI belum dapat menyampaikan alokasi dana yang akan dikeluarkan untuk peningkatan ekspansi ke luar negeri tersebut. Bagaimana dengan Malaysia? Baequni bilang, pihaknya masih perlu mengkaji lebih dalam untuk ekspansi ke Malaysia karena modal ekspansi mencapai US$ 75 juta.

Modal tersebut terbilang mahal meskipun dapat dicicil. Untuk ekspansi di Malaysia, kami masih hitung dahulu apa sesuai dengan potensi bisnis disana, terang Baequni.

Secara organik, BNI membidik pertumbuhan kredit sebesar 15%-17% dengan setiap segmen kredit akan tumbuh double digit di tahun ini. Yaitu kredit korporasi tumbuh 20%-24%, kredit medium tumbuh 19%23%, kredit kecil tumbuh 24%-28%, dan kredit konsumer 11%-14%.

BNI telah mencatat oustanding kredit sebesar Rp 374,59 triliun hingga Januari 2017. Pantauan BNI, penyaluran kredit mulai menanjak pada Maret 2017.

Sementara, tahun ini pertumbuhan kredit BCA dipatok 10%. BCA tetap menyasar segmen kredit korporasi dan kredit ritel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×