kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BCA: Porsi CASA 74% masih cukup baik


Senin, 20 November 2017 / 22:10 WIB
BCA: Porsi CASA 74% masih cukup baik


Reporter: Yoliawan H | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat pertumbuhan dana murah atau current account and savings account (CASA) tabungan dan giro sebesar 11% pada kuartal III 2017. Porsi dana murah tersebut sebesar 74,5% dari total dana pihak ketiga (DPK).

Sayangnya porsi tersebut turun dari kuartal III 2016 sebesar 77,6%. Jumlah dana mahal BCA meningkat 36,01% year on year (yoy) di kuartal III 2017 dan mendorong porsi CASA menjadi lebih rendah.

Menurut Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, BCA sempat menaikkan suku bunga deposito pada kuartal III 2016 cukup signifikan dan menjaring banyak nasabah. Tetapi ketika likuiditas sudah cukup dan kredit tidak terlalu tinggi permintaannya, BCA kembali turunkan suku bunga.

“Saat suku bunga telah kembali diturunkan, entah kenapa nasabah masih terus menyimpan dana di deposito,” ujar Jahja kepada Kontan.co.id saat ditemui di acara Bakti BCA, Senin (20/11).

Jahja menjelaskan, secara proporsi, CASA di angka 74% sudah cukup besar. “Kita tidak terlalu menargetkan CASA di angka tertentu. CASA lebih kepada transaksional. Range CASA yang baik sekitar 74% hingga 80%,” jelas Jahja.

Banyaknya perusahaan yang menyimpan dana di BCA seperti perusahaan fintech menjadi salah satu faktor naiknya CASA.

“CASA yang penting adalah pelayanan baik kepada nasabah antara lain seperti ATM, internet banking dan fasilitas transaksi yang baik. Itu merupakan salah satu strategi bisnis dari BCA yakni meningkatkan layanan fasilitas transaksi khususnya bagi pengguna tabungan dan giro BCA,” tutup Jahja.

Sebagai informasi, pada kuartal III 2017 BCA berhasil menghimpun dana giro dan tabungan hingga Rp 427,99 triliun, tumbuh 11,04% yoy dari tahun sebelumnya sebesar Rp 385,43 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×