kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,79   -11,72   -1.25%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis asuransi kredit diperkirakan tumbuh 10%


Kamis, 26 April 2018 / 11:57 WIB
Bisnis asuransi kredit diperkirakan tumbuh 10%
ILUSTRASI. Pertumbuhan asuransi kredit


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksikan industri asuransi kredit dan penjaminan berkembang pesat. Pasalnya banyak pasar yang belum digarap oleh pelaku industri.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam mengembangkan dan meningkatkan daya saing industri perasuransian nasional. Di antaranya memaksimalkan ceruk pasar, memperluas pemasaran sehingga menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

"Kami optimis tahun ini asuransi kredit dan penjaminan tumbuh dobel digit, bisa jadi 10%, bahkan lebih," kata Wimboh.

Gencarnya penggunaan kanal teknologi juga akan mendukung bisnis ini semakin berkembang sehingga pelayanan semakin cepat.

Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dadang Sukresna menebak, asuransi kredit bisa tumbuh lebih dari 10%. Sampai akhir 2017, asuransi kredit naik 10,8% menjadi Rp 5,17 triliun.

"Untuk penjaminan dengan proyek yang semakin banyak tentu berdampak. Begitupun rencana kredit usaha rakyat (KUR)," kata dia.

PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) pun masih mengandalkan premi asuransi kredit dari KUR. Namun, menurut Direktur Utama Askrindo Asmawi Syam, porsinya terus menurun. Pada 2015, KUR menyumbang 55% total premi asuransi kredit. Pada 2016 porsinya turun menjadi 40% dan tahun lalu menyusut menjadi 28%.

"Tahun ini diperkirakan kontribusinya menjadi 26% dari KUR. Tapi bukan berarti bisnisnya turun, namun juga menyeimbangkan pertumbuhan di bisnis asuransi umum," terang Asmawi, Selasa (24/4).

Askrindo yakin bisnis asuransi kredit masih tumbuh besar. Apalagi Askrindo telah mendapatkan kontrak asuransi kredit dengan Himpunan Bank Negara (Himbara) senilai Rp 10 triliun. Tahun ini, Askrindo juga akan mengembangkan jalur distribusi melalui kanal digital.

Hingga Maret 2018, Askrindo telah mencetak premi bruto sebesar Rp 889 miliar. Jumlah ini berhasil meningkat 38% secara year on year (yoy).

Sekretaris Perusahaan Askrindo Denny S Adji mengatakan, pertumbuhan yang signifikan itu didukung pengembangan bisnis. Sampai tutup tahun ini, Askrindo membidik premi Rp 5,3 triliun.

Untuk menggapai target tersebut, Askrindo mengincar kredit segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). "Kami juga berkolaborasi dengan fintech untuk menggenjot perolehan premi," kata Denny, Selasa (24/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×