kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bunga naik, bank yakin NPL tetap terjaga


Selasa, 26 Juni 2018 / 11:19 WIB
Bunga naik, bank yakin NPL tetap terjaga
ILUSTRASI. ILUSTRASI OPINI - Saat Pasar Saham dan Suku Bunga Menlonjak


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan suku bunga acuan memaksa industri perbankan menyesuaikan dengan kondisi pasar. Termasuk, menaikkan bunga kredit, meski bisa berdampak pada risiko kredit yang semakin tinggi pula.

Namun, sejumlah bank besar optimistis tren kenaikan suku bunga tidak serta merta membuat kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) terkerek naik dalam waktu dekat. Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Maryono mengatakan, kenaikan suku bunga acuan BI tidak akan langsung menaikkan NPL perbankan.

Namun hal pertama yang terdampak yakni biaya dana yang meningkat karena suku bunga simpanan cenderung meningkat.

Maryono mengaku, BTN sudah melakukan mitigasi risiko dan menjalankan sejumlah strategi bisnis guna menekan laju NPL di tengah kondisi seperti sekarang. Misalnya dengan selektif dalam penyaluran kredit dengan penilaian profil risiko yang diperketat.

Alhasil walau saat ini tren suku bunga terus meningkat, bank spesialis kredit pemilikan rumah (KPR) ini optimistis tren rasio NPL BTN masih akan menurun.

Rasio kredit bermasalah BTN sampai pengujung kuartal II 2018 memang belum banyak bergerak dari posisi kuartal I 2018 yang mencapai 2,75%.  Adapun di akhir tahun 2018, BTN menargetkan rasio NPL berada di bawah level 2,6%.

Sementara Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan,  kenaikan NPL akan lebih dipengaruhi oleh industri yang terpuruk bukan karena meningkatnya suku bunga kredit.  "Kalau suku bunga kredit secara industri perbankan naik menjadi 3% sampai 4%, untuk kondisi saat ini NPL perbankan masih akan berada dalam kategori aman," ujar Jahja.

Adapun Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja menilai, suku bunga tak menjadi satu-satunya faktor pendorong kenaikan NPL, melainkan juga kondisi ekonomi secara global. Sektor yang terdampak akan cukup merata. "Bunga yang harus dibayar menjadi lebih besar, ini akan dialami oleh seluruh debitur, baik ritel, konsumtif atau korporasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×