Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) meramalkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) akan terbatas. Jumlah dana masyarakat yang tersimpan di bank diproyeksikan tumbuh sekitar 8% di akhir tahun ini.
Proyeksi pertumbuhan DPK ini sejalan dengan kalkulasi risiko volatilitas di pasar keuangan terutama nilai tukar (kurs). Risiko itu mempengaruhi kondisi tingkat bunga dan pertumbuhan DPK valas.
Saat ini, total penghimpunan dana perbankan mencapai Rp 5.255,30 triliun per Februari 2018. Simpanan valas memiliki porsi Rp 736,44 triliun di Februari tahun ini. Angka ini turun 0,27% dibandingkan posisi Rp 738,26 triliun per Februari tahun lalu.
"DPK diproyeksikan tumbuh stabil di tengah masih tingginya likuiditas," tutur Direktur Grup Risiko Perbankan dan Sistem Keuangan LPS Doddy Ariefianto, Jumat (27/4). Menurut Doddy, pertumbuhan DPK sebesar 8% sejalan dengan prediksi pertumbuhan kredit di tahun ini yang mencapai 10%.
LPS meramalkan, aliran kredit akan mulai deras memasuki kuartal kedua tahun ini. Salah satu penopangnya adalah perbaikan prospek perekonomian dan tingkat bunga kredit yang kompetitif.
Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengatakan, pertumbuhan DPK di tahun ini akan lebih sulit dibandingkan tahun lalu. Salah satu penyebabnya, pemilik dana kini cenderung menempatkan aset mereka di produk non perbankan.
Produk yang dimaksud seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Kehadiran produk investasi ini tentu berdampak ke pertumbuhan dana bank. Di saat bunga rendah, produk bank pun tidak lagi menjadi pilihan utama pemilik uang.
Bank berkode saham NISP ini mematok DPK tumbuh 15% di akhir tahun ini. Adapun, NISP mencatat pertumbuhan DPK sebesar 11,54% atau senilai Rp 119,02 triliun sepanjang kuartal I-2018.
Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) Ferdian Satyagraha menilai, DPK bisa tumbuh lebih tinggi daripada kredit di tahun ini. DPK akan naik terdorong isu kenaikan bunga acuan di Amerika Serikat (AS).
Bank Jatim sendiri membidik pertumbuhan DPK sebesar 10% di tahun ini. Sepanjang kuartal pertama, Bank Jatim mampu meningkatkan DPK sebesar 8,48%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News