kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ditopang pertumbuhan pembiayaan, laba bersih BCA Syariah capai Rp 58,4 miliar


Kamis, 28 Februari 2019 / 13:06 WIB
Ditopang pertumbuhan pembiayaan, laba bersih BCA Syariah capai Rp 58,4 miliar


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) mencatatkan pertumbuhan laba setelah pajak dimencapai Rp58,4 miliar atau meningkat sebesar 22,0% secara tahunan atau year on year (yoy) pada 2018. Sedangkan pada 2017 yaitu sebesar Rp47,9 miliar. 

"Peningkatan laba perusahaan diantaranya ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan sebesar 16,91% yoy mencapai Rp4,9 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp4,2 triliun," ujar Direktur Utama BCA Syariah John Kosasih dalam pemaparan kinerja BCA Syariah 2018 pada Kamis (28/2).

Lanjut John pembiayaan BCA Syariah ditopang oleh sektor komersial sebesar 76,11% atau Rp 3,72 triliun. Lalu sektor UMKM sebesar 20,1% senilai Rp 1,01 triliun. Sedangkan sektor konsumer hanya 3,79% atau Rp 162 miliar.

Adapun rasio pembiayaan bermasalah kotor atau gross non performing financing (NPF) naik tipis dari 0,32% menjadi 0,35% di 2018. Sedangkan NPF nett sebesar 0,04% di 2017 menjadi 0,28% di 2018.

"Terkait NPF yang besar itu hanya dari dua debitur. Dua-duanya ada di konsumer di produk KPR," tutur John.

Guna mengimbangi penyaluran pembiayaan, BCA Syariah mencatatkan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 5,5 triliun. Nilai ini tumbuh 16,25% yoy menjadi Rp 4,7 triliun. Adapun rasio dana murah atau current account saving account (CASA) sebesar 18% dari total DPK BCA Syariah.

Berkat kinerja tersebut, Aset BCA Syariah sampai dengan Desember 2018 tercatat mencapai Rp7,1 triliun atau meningkat 18.5% yoy dari sebelumnya sebesar Rp6 triliun. 

Sementara rasio keuangan BCA Syariah untuk net imbalan (NI) naik dari 4,25% menjadi 4,43%. Adapun return on asset (ROA) tetap di 1,17%. 

Sedangkan return on equity naik dari 4,28% menjadi 5,01%. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) naik tipis dari 87,2% menjadi 87,43%. Sedangkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) turun dari 29,39% menjadi 24,27%.

"Penurunan CAR karena modal digunakan untuk melakukan ekspansi pembiayaan. Setiap pertumbuhan pembiayaan sekitar 17%, CAR turun 5% sampai 7%," pungkas John.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×