kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini beda sikap Bank Mandiri dan BCA dalam menghadapi fintech


Minggu, 02 September 2018 / 22:37 WIB
Ini beda sikap Bank Mandiri dan BCA dalam menghadapi fintech
ILUSTRASI. Ilustrasi Keuangan Digital / ilustrasi fintech


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua bank yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mempunyai cara berbeda dalam menghadapi masifnya ekspansi perusahaan teknologi finansial (fintech).

Dua bank besar di Indonesia ini sebenarnya sudah menyiapkan perusahaan khusus untuk membiayai fintech.

Bank Mandiri mendirikan Mandiri Capital pada Januari 2016 tak lama setelah itu pada Januari 2017, Bank BCA juga mendirikan perusahaan yang mirip yaitu terkait pembiayaan startup dengan nama Central Capital Ventura (CCV).

Lantas, bagaimana perbedaan dua bank besar ini dalam menghadapi fintech? Ketika gelaran investor summit yang digelar pada pekan ini 27 September 2018-29 September 2018 kontan.co.id merekap tanggapan dua bank besar ini terkait masifnya perkembangan fintech.

Hery Gunardi, Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri mengakui fintech merupakan fenomena yang bisa dibilang sebuah keniscayaan bagi bank. "Ini tidak bisa dilawan," kata Hery, Rabu (29/8) lalu.

Bank Mandiri mencontohkan fintech payment seperti Gopay saat ini memang susah dilawan. Hery membayangkan ketika nanti Gopay bisa menyalurkan kredit maka dirinya tidak akan menjadi bankir lagi.

"Kalau fintech bisa menyalurkan kredit, kami bankir tidak usah menjadi bankir lagi," kata Hery.

Bergesernya transaksi dari cabang ke digital juga dirasakan Bank Mandiri. Menurut Hery saat ini sebanyak 90%-92% transaksi di bank sudah dilakukan melalui channel elektronik seperti mobile banking dan internet banking.

Sedikit sekali nasabah yang datang ke cabang. Saat ini sebagai gambaran Bank Mandiri mempunyai 2600 cabang reguler. Ke depan seiring dengan masifnya pergeseran transaksi ke mobile ini, maka format cabang akan diubah.

Nantinya proses pelayanan nasabah tidak manual lagi. Bank akan mulai mengintensifkan transaksi melalui elektronik. Untuk setor tunai nantinya nasabah hanya perlu datang ke mesin CRM (cash recycle machine).

Untuk menghadapi fintech, Bank Mandiri akan memperkuat roadmap digital banking. Untuk melakukan hal ini perlu waktu 5 tahun-15 tahun kedepan.

Sedikit berbeda dengan Bank Mandiri, BCA sedikit optimis dalam menghadapi fintech.

Vera Eve Lim, Direktur Keuangan BCA mengakui memang mengakui transaksi per cabang saat ini terus turun. "Transaksi cabang sudah flat," kata Vera, Senin (27/8).

Seiring transaksi cabang turun, transaksi melalui mobile banking naik signifikan di atas 54% yoy. Dan menurut Vera ini akan bertumbuh terus.

Meskipun transaksi cabang terus turun, nantinya apakah tidak akan ada cabang lagi dan semua nasabah akan melakukan transaksi lewat mobile.

Vera bilang ke depan transaksi cabang tetap akan ada. "Nasabah tetap akan ke cabang," kata Vera optimistis. Tren perkembangan digital banking menurut Vera akan terus berlanjut sampai 3 tahun.

Ke depan BCA akan berusaha meningkatkan mobile digital internet dan ATM. Bank juga akan meningkatkan efisiensi cabang. Bank akan memperbesar mesin CRM dan akan ada banyak konversi ATM ke CRM.

BCA mengaku sudah menyesuaikan dengan perkembangan teknologi jauh sebelum masifnya perkembangan fintech. BCA merupakan pelopor mobile banking.

Kedepan BCA akan mengembangkan aplikasi untuk transaksi e-commerce. Sehingga nanti settlement merchant baik demand dan supply-nya bisa lebih murah dan cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×