kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski Ada Tren Penurunan, RBC Asuransi Jiwa Masih Sehat


Senin, 06 Mei 2024 / 20:05 WIB
Meski Ada Tren Penurunan, RBC Asuransi Jiwa Masih Sehat
ILUSTRASI. OJK mencatat risk based capital (RBC) di industri asuransi jiwa menunjukkan tren penurunan secara bulanan./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/11/10/2023.


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tingkat solvabilitas atau risk based capital (RBC) di industri asuransi jiwa menunjukkan tren penurunan secara bulanan.

Pada Maret 2024 rasio RBC asuransi jiwa berada di level 448,76%, menurun jika dibandingkan Februari 2024 yang sebesar 452,24%. Meskipun rasionya turun, namun angka tersebut masih jauh dari ambang batas ketentuan regulator. 

PT MSIG Life Insurance Indonesia Tbk (MSIG Life) misalnya, yang mencatat RBC perusahaan juga mengalami tren penurunan. Pada Maret 2024 RBC MSIG Life mencapai 1.998%, turun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 2.297%.

Baca Juga: Kontribusi Asuransi Jiwa Syariah Tumbuh

CEO dan Presiden Direktur MSIG Life Wianto Chen menjelaskan penurunan ini disebabkan karena ekspansi bisnis MSIG Life yang membutuhkan Modal Minimum Berbasis Risiko (MMBR) yang cukup besar sesuai ketentuan OJK. 

"Meskipun menurun di tengah ekspansi tersebut, RBC perusahaan masih sangat sehat," kata Wianto kepada KONTAN, Senin (6/5). 

Di sisi lain PT Asuransi BRI Life melaporkan pertumbuhan dari periode Maret 2023 yang sebesar 506,1% menjadi 547,3% pada Maret 2024. 

Direktur Keuangan BRI Life Lim Chet Ming menjelaskan kenaikan tingkat solvabilitas BRI Life disebabkan oleh peningkatan ekuitas perusahaan dari laba serta efektivitas penagihan piutang.  

"Tren RBC di BRI Life kencenderungannya naik setiap kuartal dengan investasi yang hati-hati dan business model yang profitable. Umpamanya BRI Life focus menginvestasikan less risky asset seperti SUN sebesar 75% dan obligasi corporate juga minumum investment grade," ucap Lim kepada KONTAN, Senin (6/5). 

Kemudian PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia membukukan tingkat RBC di level 327%, dan angka tersebut masih di atas ambang batas yang ditentukan oleh regulator yaitu 120%.

Chief Marketing Officer Generali Indonesia Vivin Arbianti Gautama tidak menjelaskan terkait penurunan atau kenaikan RBC di Generali Indonesia. Namun ia menegaskan selama RBC masih sehat, maka tidak jadi masalah naik atau turun. 

RBC Generali secara konsisten terus menjaga kesehatan keuangan perusahaan dengan menerapkan berbagai strategi secara komprehensif yang meliputi aspek-aspek finansial untuk menjaga solvabilitas.

Baca Juga: BRI Insurance Kantongi Laba Rp 474 Miliar Sepanjang Tahun 2023

"Sebenarnya yang perlu diperhatikan bukan turun naiknya RBC. Karena selama RBC ada di atas ketentuan, artinya perusahaan tersebut sehat dan kalau pun RBC sedang turun bisa saja perusahaan sedang melakukan ekspansi atau menggunakan modalnya untuk berinvestasi membangun bisnis," kata Vivin kepada KONTAN, Senin (6/5). 

PT BNI Life Insurance (BNI Life) juga mencatat tren positif pada rasio RBC. Plt Direktur Utama BNI Life, Eben Eser Nainggolan mengatakan hingga Maret 2024 tingkat RBC BNI Life sebesar 697,00% mengalami kenaikan dibanding tingkat RBC per Maret 2023 sebesar 637,78%. 

"RBC BNI Life mengalami tren pertumbuhan karena pengelolaan portofolio aset yang baik yakni pengelolaan investasi dan cash flow dengan mempertimbangkan kualitas aset dan likuiditas yang dibutuhkan sesuai dengan kewajiban kepada nasabah," kata Eben kepada KONTAN, Senin (6/5). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×