kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Multifinance mulai mengurangi terget


Jumat, 09 Desember 2011 / 08:53 WIB
Multifinance mulai mengurangi terget
ILUSTRASI. Antrean nasabah di?kantor cabang Bank Mandiri, Tangerang Selatan, Selasa (29/12). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/29/12/2020.


Reporter: Feri Kristianto, Adisti Dini Indreswari, Havid Vebri |

JAKARTA. Awan gelap memayungi industri pembiayaan tahun ini. Beberapa perusahaan multifinance terkemuka di bisnis pembiayaan motor tengah menghadapi risiko kredit macet alias non-performing loan (NPL) yang tinggi.

Tingginya rasio NPL itu akibat terlalu gencarnya penjualan sepeda motor tahun lalu. Banyak diler dan ATPM mengenakan program promosi uang muka (DP) supermurah. Padahal, cara ini berisiko amat tinggi.

Lihat saja NPL Wahana Ottomitra Multiartha (WOM) Finance di kuartal III-2011, mencapai 3,04%. Angka ini melonjak dibandingkan periode sama 2010 sebesar 2,74%. Oto Multiartha dan Summit Oto Finance juga mengalami lonjakan kredit seret.

Sayang Idham Cholid, Kepala Divisi Akunting dan Sekretaris Perusahaan Grup Oto tidak mau membeberkan besaran kenaikan NPL. Menurutnya, hal ini ada hubungannya dengan kasus debt collector Citibank. Banyak nasabah Oto menjadikan peristiwa itu sebagai modus mengemplang cicilan.

Tak ingin terperosok keduakalinya, kini manajemen Grup Oto bertindak superketat. "Sekarang kami fokus meningkatkan kualitas aset," kata Idham, kemarin.

Pembiayaan turun

Keputusan itu berdampak terhadap laju penyaluran kredit yang menjadi lebih lambat. Di Oto Multiartha, realisasi kredit sampai November 2011 baru mencapai Rp 7,6 triliun, sementara di Summit Oto sekitar Rp 9,3 triliun.

Pencapaian itu masih jauh dari target Oto Multiartha sebesar Rp 15,5 triliun dan Rp 13,5 triliun untuk Summit Oto Finance. Tak heran, keduanya memangkas target, menjadi Rp 7,8 triliun untuk Oto Multiartha dan Rp 10,5 triliun untuk Summit Oto. Jika keduanya digabung, sekitar Rp 18,3 triliun. Dibandingkan pembiayaan keduanya tahun lalu senilai Rp 24,7 triliun, berarti ada penurunan 25,9%.

Manajemen WOM juga mengambil langkah serupa. Tak ingin kecolongan lagi, kini manajemen fokus berbenah. "Tahun ini kami sengaja mengurangi pembiayaan untuk memperbaiki kualitas kredit," kata Veranica Bernadette, Sekretaris Perusahaan WOM, belum lama ini.

Hingga kuartal III-2011, Wom Finance baru membiayai 374.000 unit sepeda motor baru, dan 50.000 unit motor bekas. Alhasil, penyaluran kredit hingga akhir tahun diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun lalu sebesar 622.000 unit. Padahal, WOM menargetkan pembiayaan motor tahun ini 625.000 unit.

Kredit bermasalah juga menghinggapi Bussan Auto Finance (BAF). Sayang Josef Ikafian, National Manager Corporate Planning Department BAF, tak mau menyebut angka kredit macet. "Yang jelas kami harus lebih berhati-hati," katanya.

Dari target pembiayaan tahun ini sebanyak 900.000 unit sepeda motor, realisasi hingga Oktober lalu baru 716.000 unit senilai Rp 8,9 triliun. Perkiraan pembiayaan sampai akhir tahun ini sekitar 850.000 unit.

Jika rekan-rekannya mengalami kredit bermasalah, Adira Dinamika Multifinance (Adira Finance) terlihat adem ayem. Menurut pengakuan Hafid Hadeli, Direktur Pemasaran Adira, kredit macet perusahaannya masih aman. "NPL sampai November 1,4% dan itu bisa ditolerir," ujar Hafid.

Tak heran, pembiayaan Adira masih melaju kencang. Hingga November, Adira sudah membiayai 1,76 juta unit motor atau Rp18,6 triliun. Hafid optimistis, target pembiayaan 1,9 juta unit sampai akhir tahun bakal tercapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×