Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seleksi alam terus terjadi di industri pembiayaan. Di tahun ini saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah mencabut izin usaha dari enam multifnance.
Bambang W Budiawan, Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2 OJK menyebut pencabutan izin dari sejumlah pelaku usaha pembiayaan ini disebabkan beberapa hal. Diantaranya adalah mitigasi risiko yang tidak baik.
Seperti yang diketahui, dalam beberapa tahun ke belakang industri pembiayaan dihampiri sejumlah tantangan, antara lain tren pasar yang cendrung lesu termasuk dari pembiayaan alat berat yang sempat terpuruk.
Di sisi lain, dengan jumlah pemain mencapai 198 perusahaan, persaingan antar perusahaan pun makin ketat.
Pada kondisi seperti ini, kondisi keuangan beberapa perusahaan memburuk seperti rasio kredit macet yang membengkak sehingga menggerus keuntungan. Ditambah pengelolaan liabilitas kepada kreditur yang kurang tepat ikut memperburuk kondisi perusahaan.
"Hal ini ditambah dengan ketidakmampuan pemegang saham untuk memperkuat permodalan," kata dia, Kamis (14/12).
Regulator sendiri disebutnya sudah memberi waktu kepada sejumlah perusahaan tersebut untuk memperbaiki kondisi perusahaan. Namun jangka waktu tersebut tak bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha.
Sayangnya ia belum bisa menyebut identitas dari multifinance yang izinnya dicabut tahun ini. Mayoritas, kata dia, mereka adalah pemain yang masih skala kecil. "Memang tidak terlalu terekspose karena exposure funding dari perbankan juga kecil," ungkapnya.
Namun dalam pengumuman yang diberikan otoritas sebelumnya, tiga dari enam perusahaan yang izinnya dicabut adalah PT Arjuna Finance, PT Maestro Prima Finance dan PT Rukun Rahardjo Sedoyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
