kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OJK: Tahun ini marak konsolidasi di perbankan


Rabu, 18 Januari 2017 / 18:07 WIB
OJK: Tahun ini marak konsolidasi di perbankan


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksi pada 2017 ini akan ada konsolidasi baru di sektor perbankan. Nantinya akan ada dua bank yang akan melakukan merger.

Irwan Lubis, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan secara total sebenarnya ada 5 merger bank yang akan terjadi pada tahun ini.

Yang sedang berjalan di antaranya adalah pertama merger antara Bank Dinar dan Bank Andara dengan investor baru dari Korea Selatan yaitu APRO FInancial. Kedua adalah merger Bank Windu dan Bank Antar Daerah (Bank Anda) dengan investor dari Tiongkok yaitu CCB (China Construction Bank).

Ketiga adalah merger Bank Metro Express dan Bank Centratama Nasional Bank dengan investor dari Korea yaitu Shinhan Bank. Keempat adalah merger Bank Ekonomi Raharja dengan Bank HSBC.

"Ada satu lagi proses merger yang saat ini sedang dalam penjajakan," kata dia, Rabu (18/1). Namun Irwan belum mau menyebut siapa investor yang akan masuk dan bank mana yang akan melakukan konsolidasi.

Sebagai informasi, beberapa bank seperti BCA dan MNC Bank pada tahun 2017 ini memasukkan dalam RBB (rancangan bisnis bank) untuk pertumbuhan anorganik dengan akusisi. Kedua bank ini dikabarkan sedang mencari bank BUKU I atau II di sektor konsumer.

OJK menyebut arah perbankan ke depan adalah melakukan konsolidasi dan merger. Hal ini utamanya untuk bank BUKU I (modal inti di bawah Rp 1 triliun) dan BUKU II (modal inti antara Rp 1 triliun sampai Rp 5 triliun).

Hal ini karena kedua kelopok bank tersebut mempunyai permodalan yang terbatas. Diharapkan beberapa bank pada tahun ini segera melakukan penambahan modal untuk memacu kinerja.

Tercatat beberapa investor baik dari Asia maupun luar Asia berminat untuk melakukan konsoldasi perbankan di Indonsia. Hal ini disebabkan karena margin bisnis perbankan di Indonesia dipandang masih menjanjikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×