kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penempatan dana bank di surat berharga diprediksi turun


Senin, 29 Januari 2018 / 17:11 WIB
Penempatan dana bank di surat berharga diprediksi turun
ILUSTRASI. Stand Bank BTN


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank memperkirakan penempatan duit di surat berharga akan berkurang di tahun ini. Seiring dengan optimisme bahwa kredit akan mengalir lebih kencang, bank akan membutuhkan likuiditas ketimbang memarkirnya di obligasi.

Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Mahelan Prabantarikso mengakui, pada tahun lalu, penempatan Bank BTN di surat berharga mengalami peningkatan. Menurut dia, penyebab utamanya adalah pertumbuhan kredit tahun 2017 secara industri pun masih rendah, yakni hanya 7,5% per akhir November 2017.

"Hal ini dilakukan agar dana tidak idle dan tetap memperoleh pertumbuhan, indikator LDR (loan to deposit ratio) per November juga mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (20/1). LDR, rasio penggunaan dana simpanan untuk kredit bank ini menjadi salah satu indikator kelonggaran likuiditas bank.  

Lebih lanjut, secara industri, Mahelan memprediksi penempatan dana pada surat berharga dapat menurun seiring dengan meningkatnya permintaan kredit.

Sementara untuk di BTN, penempatan dana dalam bentuk surat berharga sejauh ini masih terkendali. Mahelan menjelaskan, kondisi ini sejalan dengan pertumbuhan kredit yang berada di atas 20%, dengan tujuan untuk menjaga kondisi keuangan.

Sekadar informasi, Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pertumbuhan surat berharga tembus ke level 18% dari periode sebelumnya dengan total mencapai Rp 1.049,25 triliun.

Dari jumlah tersebut, penempatan dana bank yang ditumpuk dalam bentuk obligasi atau bonds masih menjadi mayoritas mencapai Rp 671,6 triliun. Jumlah ini juga tercatat naik sebesar 19,18% secara tahunan atau year on year (yoy).

OJK menyebut berdasarkan kegiatan usahanya bank BUKU IV tercatat paling banyak menaruh dana di surat berharga yakni sebesar Rp 562,94 triliun atau naik 29,66% secara tahunan per November 2017. Disusul oleh BUKU III sebesar Rp 344,04 triliun meningkat tipis 2,84% dari Rp 334,51 triliun di periode sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×