kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rasio kredit macet multifinance makin melandai


Kamis, 15 Februari 2018 / 12:00 WIB
Rasio kredit macet multifinance makin melandai
ILUSTRASI. Ilustrasi multifinance


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio kredit macet industri multifinance kian melandai di tahun lalu. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memperkirakan perbaikan tersebut akan berlanjut di tahun ini.

Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), non performing financing (NPF) multifinance di akhir 2017 tercatat 2,96%. Rasio NPF ini menurun dibanding akhir 2016 yang sebesar 3,26%.

Pada pertengahan 2017, NPF sempat meningkat yakni pada bulan Juni sebesar 3,47%. Namun masuk semester II 2017, beringsut menyusut.

Ketua APPI Suwandi Wiratno mengatakan, tren perbaikan memang sudah terlihat menuju akhir tahun lalu. "Setiap tahun memang polanya demikian. Tahun ini, kami lihat akan ada perbaikan dibanding tahun lalu," kata Suwandi, Rabu (14/2).

Tahun ini, Suwandi memproyeksikan rasio NPF multifinance sekitar 2,7%. Rasio kredit macet menurun seiring perekonomian dalam negeri yang diperkirakan membaik tahun ini.

Suwandi yang juga Presiden Direktur PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL Finance) itu optimistis, tren NPF perusahaannya juga akan membaik. Di akhir tahun lalu, CSUL Finance mencatatkan rasio kredit macet 1%. "Kami berusaha jaga di rentang 1%-1,5% di tahun ini," ujar dia.

Untuk menekan NPF, CSUL Finance akan lebih selektif dalam pemilihan nasabah. Selain itu, proses awal dalam persetujuan kredit juga cenderung berhati-hati.

Dalam memitigasi risiko, perusahaan ini juga telah bekerjasama dengan Pefindo Biro Kredit sehingga mampu meminimalisir kredit yang tidak memiliki kualitas baik.

Sementara, PT Federal International Finance (FIF) Group akan berusaha menjaga rasio kredit macet di level 0,66% tahun ini. Angka NPF ini flat dari tahun lalu.

Direktur Keuangan FIF Group Hendry Christian Wongso mengatakan, tahun lalu rasio NPF FIF sekitar 0,66% dan tidak ada lonjakan yang siginifikan.

Strateginya, kata Hendry, FIF menjaga pembiayaan baru secara prudent dan efektivitas penagihan atas konsumen yang menunggak.

Tahun ini, FIF Group menargetkan kenaikan pembiayaan sebesar 5% menjadi sekitar Rp 35 triliun sampai Rp 36 triliun.

Sementara, PT Astra Sedaya Finance (ASF) memperkirakan rasio kredit macet sebesar 0,55% di tahun ini. Presiden DIrektur Astra Sedaya Finance Jodjana Jody mengatakan, hingga akhir 2017, pihaknya mencatatkan NPF sebesar 0,62%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×