kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Seperti ini strategi Bank BTN penuhi likuiditas guna menyokong pertumbuhan kredit 15%


Senin, 14 Januari 2019 / 17:38 WIB
Seperti ini strategi Bank BTN penuhi likuiditas guna menyokong pertumbuhan kredit 15%


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk pada tahun ini menargetkan pertumbuhan dana pihak ketiga alias DPK sebesar 16% hingga 18% secara tahunan. Sebab bank dengan sandi saham BBTN ini membidik pertumbuhan kredit 15% secara tahunan atau year on year (yoy).

Direktur Konsumer BTN Budi Satria menyatakan ketika suku bunga acuan naik, pihaknya tidak serta merta menaikkan suku bunga deposito. Lantaran kenaikan bunga deposito yang terus berlanjut akan menaikan biaya dana bagi perusahaan. 

Sehingga mematok bunga deposito tinggi menjadi pilihan terakhir bagi BTN untuk memenuhi dana jangka Panjang. "Saat ini spesial rate deposito BTN mancapai maksimal 8,25%. Kalau biaya dana tinggi, otomatis bunga kredit juga harus menyesuaikan," ujar Budi kepada Kontan.co.id pada Senin (14/1).

Sepanjang 2018 lalu saat Bank Indonesia mengerek bunga acuan dari 4,25% menjadi 6% di penghujung tahun, Budi bilang BTN juga sudah mengerek bunga simpanan dan pinjamannya. Adapun rata-rata kenaikan bunga deposito dan kredit BTN sebesar 100 basis poin (bps) hingga 150 bps.

Merujuk pada portal BTN, bank yang memiliki spesialisasi pada kredit perumahan ini menawarkan deposito berkisar 5% hingga 5,75% bagi nasabahnya yang memiliki dana hingga dari Rp 2 miliar. Sedangkan tenor yang diberikan mulai dari satu bulan hingga 24 bulan.

Sebelumnya Direktur Keuangan dan Tresuri BTN Iman Nugroho Soeko menyatakan guna memenuhi likuditas keuangan, BTN juga berencana untuk menhimpun dana di luar DPK atau wholesale. Iman menargetkan sekitar Rp 14 triliun dari pinjaman bilateral atau sindikasi maupun penerbitan surat berharga meliputi obligasi, NCD, dan sekuritisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×