kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suku bunga kredit konsumsi dinilai paling banyak turun


Selasa, 20 Februari 2018 / 15:06 WIB
Suku bunga kredit konsumsi dinilai paling banyak turun
ILUSTRASI. ilustrasi suku bunga


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimistis, industri perbankan masih bakal menurunkan suku bunga kredit tahun ini. Kendati bank sentral pekan lalu memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 4,25%, Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto menyebut, ruang penurunan bunga kredit masih cukup besar tahun 2018.

Catatan saja, sejak awal tahun 2016 BI sudah mencatatkan penurunan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate sebanyak 175 basis poin (bps). Meski begitu, penurunan suku bunga acuan tak diikuti dengan penurunan bunga kredit, pasalnya bunga kredit baru turun sekitar 150 basis poin dalam dua tahun terakhir.

Adapun, dari penurunan suku bunga kredit tersebut, suku bunga kredit konsumsi tercatat di angka 12,54%, kredit investasi 10,51% dan kredit modal kerja 10,75%.

Dus, hal ini pun menurut Erwin masih menyisakan ruang bagi perbankan untuk kembali menurunkan suku bunga kredit.

Dia menilai, perbankan akan mulai menurunkan suku bunga kredit di segmen konsumsi.

"Masih ada ruang penurunan untuk turun, terutama kredit konsumsi. Penurunan suku bunga acuan dan suku bunga kredit itu memang pasti ada lag-nya (jeda waktu)," kata Erwin, pekan lalu (15/2).

Menurut Erwin, dari sisi perbankan penurnan bunga kredit masih bisa dilakukan dengan meningkatkan efisiensi serta pendapatan lain seperti fee based income atau pendapatan non bunga lain.

Menanggapi hal itu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pun sepakat dengan prediksi BI bahwa suku bunga kredit konsumsi bakal mengalami penurunan di tahun anjing ini. Direktur Konsumer BTN Budi Satria menjelaskan, saat ini kalau dilihat secara industri suku bunga kredit konsumsi cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan segmen lain.

Hanya saja, perbankan saat ini masih belum berani gegabah untuk menurunkan suku bunga kredit. Alasannya, tentu ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan, antara lain mengenai besaran biaya dana (cost of fund), persaingan antar bank dan faktor makro lain.

"Suku bunga konsumsi memang relatif masih cukup tinggi, kami juga melihat masih terbuka peluang untuk menyesuaikan suku bunga kredit konsumsi," tulis Budi dalam pesan singkatnya kepada Kontan.co.id, Selasa (20/2).

Bank spesialis pembiayaan perumahan ini menuturkan, saat ini besaran suku bunga kredit konsumsi perseroan ada di kisaran 10% sampai 11%. Jumlah itu pun dinilai telah menurun sekitar 100 bps dalam kurun waktu setahun.

Secara terpisah, ketika ditanyakan mengenai peluang penurunan suku bunga kredit, Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko menjelaskan pihaknya masih enggan menyebut besarannya. Alasannya, pihaknya ingin mengukur dampak kenaikan fed fund rate (FFR) terhadap BI 7DRRR.

Iman menjelaskan, kenaikan FFR mau tidak mau pasti akan memberikan efek terhadap tingkat suku bunga kredit perbankan di Indonesia.

"Secara rata-rata suku bunga kredit BTN turun lebih cepat dari penurunan suku bunga DPK (dana pihak ketiga). Ini terlihat dari NIM (net interest margin) tahun 2017 yang turun dari 4,98% menjadi 4,75%," kata Iman menambahkan.

Lagipula, menurut Iman penurunan suku bunga konsumsi sangat bergantung pada produk konsumer yang ditawarkan oleh perbankan, semakin tinggi risikonya tentu bunganya akan semakin tinggi.

Sebagai tambahan informasi saja, dalam analisis uang beredar yang dirilis BI, per Desember 2017 rata-rata suku bunga kredit berada di level 11,3%. Besaran tersebut menurun 15 bps dari bulan sebelumnya.

Demikian juga dengan suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 3, 6 dan 12 bulan yang masing-masing tercatat sebesar 6,11%, 6,61% dan 6,8^ atau turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 6,17%, 6,63% dan 6,82%.

Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka tenor 1 dan 24 bulan tercatat sebesar 5,81% dan 6,73% naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya 5,8% dan 6,73%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×