kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kredit awal tahun masih tumbuh mini


Selasa, 20 Februari 2018 / 14:02 WIB
Kredit awal tahun masih tumbuh mini
ILUSTRASI. Awal tahun 2018, penyaluran kredit tampak menurun.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal tahun 2018, penyaluran kredit tampak menurun. Namun bankir masih menyebutnya sebagai gejala yang normal dan merupakan siklus periodik yang tak perlu terlalu dikhawatirkan.

Merujuk data Bank Indonesia (BI), per Januari 2018 kredit perbankan hanya tumbuh 7,4% dari periode yang sama tahun 2017. Jumlah tersebut turun dibandingkan bulan Desember 2017 yang tumbuh sebesar 8,2%. Demikian juga di bulan Januari 2017 silam, kredit masih tumbuh lebih tinggi, yakni 8,2%.

Deputi Gubernur BI, Erwin Rijanto mengatakan, penurunan pertumbuhan kredit di Januari jika dibandingkan Desember memang sudah menjadi tren industri. Erwin menambahkan, dalam jangka waktu 1 bulan-2 bulan ke depan, diperkirakan kredit sudah kembali ke level normal. "Di Januari ada sedikit penurunan, karena di Desember selalu meningkat cukup besar," tutur Erwin, Kamis (15/2) pekan lalu.

Sejumlah bankir yang dihubungi KONTAN menyebutkan, pertumbuhan kredit akan menanjak kembali di akhir kuartal I-2018. Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Herry Sidharta menjelaskan, perlambatan kredit tersebut memang telah menjadi tren umum yang bersifat musiman. Adapun BNI mencatat pertumbuhan kredit Januari 2018 tumbuh di kisaran 8%-9% dari periode yang sama tahun 2017.

Herry menambahkan, pada awal tahun, pelaku bisnis cenderung akan lebih hati-hati dalam meminjam kredit. Sebab korporasi masih memantau kebijakan ekonomi dari pemerintah untuk dapat mengikuti pergerakan tingkat konsumsi dalam negeri dan investasi. "Debitur juga memantau kondisi makro ekonomi lainnya seperti kebijakan dari negara-negara tujuan ekspor dan harga komoditas dunia," ungkapnya.

Sementara itu Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengatakan, pihaknya mencatat pertumbuhan kredit di Januari 2018 tak banyak berubah dari akhir tahun 2017.

Pada akhir Desember 2017, OCBC NISP membukukan pertumbuhan kredit (gross) sebesar 14% menjadi Rp 106,3 triliun. Parwati menyatakan tidak sependapat jika disebut bahwa di awal tahun, pertumbuhan kredit perbankan umumnya lebih rendah dari akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×