kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sumber dana multifinance dikuasai bank


Rabu, 21 Desember 2011 / 08:20 WIB
Sumber dana multifinance dikuasai bank
ILUSTRASI. Tarif jalan tol. KONTAN/Fransiskus Simbolon/20/05/2011


Reporter: Feri Kristianto, Havid Vebri | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Untuk menunjang kegiatan operasional di tahun depan, banyak perusahaan pembiayaan mencari sumber pendanaan dari penerbitan surat utang atau obligasi. Kendati prospek obligasi cukup menarik, sumber pendanaan multifinance tetap didominasi dari pinjaman bank.

Di Adira Dinamika Multifinance, misalnya, joint financing dengan induk usahanya, PT Bank Danamon Tbk, mengambil porsi hingga 70% dari total rencana kebutuhan dana tahun depan. Adapun total kebutuhan dana tahun depan diperkirakan Rp 6 triliun sampai Rp 8 triliun.

Sementara sisanya ditutup dari pinjaman bank serta penerbitan obligasi dan surat utang berjangka menengah (medium term notes/MTN). Tapi masih belum pasti porsi pinjaman bank dan penerbitan obligasi tersebut.

Yang jelas, jika bank berani menawarkan suku bunga rendah maka porsi pendanaan bank lebih besar daripada obligasi maupun MTN. Karena itu, Adira akan memprioritaskan bank yang menawarkan kredit berbunga rendah.

Sebaliknya, jika pasar modal kondusif, maka sekitar 30%-40% pendanaan akan berasal dari obligasi. "Kami terus melakukan evaluasi, kalau ada tawaran murah kami ambil," kata Direktur Keuangan Adira Multi Finance, I Dewa Made Susila, kemarin.

Porsi bank diperbesar

Pinjaman bank juga mendominasi sumber pendanaan Mandiri Tunas Finance tahun depan. Bahkan, porsi pendanaan yang bersumber dari perbankan tahun depan akan dikerek menjadi 85% dari tahun ini yang hanya 65%.

Nah, sisanya itu yang akan ditutup dari penerbitan obligasi. Jadi, jika porsi pendanaan bank mencapai 85%, maka obligasi hanya mengambil porsi 15%. Porsi pinjaman bank dinaikkan karena kebutuhan dana tahun depan cukup besar.

"Kami menargetkan pembiayaan tahun depan mencapai Rp 8,8 triliun dari tahun ini sebesar Rp 7 triliun," kata Direktur Mandiri Tunas Finance, Harjanto Tjitohardjoho.

Lantaran porsi pinjaman diperbesar, Mandiri Tunas berharap biaya dana bank bakal lebih murah. Untuk itu, mereka sudah mengajukan permohonan penurunan suku bunga kredit sebesar 0,5%.

PT CIMB Niaga Auto Finance malah akan menutup seluruh kebutuhan dananya tahun depan sebesar Rp 10 triliun dari pinjaman bank. Pinjaman yang bersumber dari induk usahanya, yakni Bank CIMB Niaga, menyumbang hingga 90% dari total kebutuhan dana tahun depan.

Selebihnya ditutup dari pinjaman enam bank lain. Yakni, BCA, Mandiri, Panin, Danamon, OCBC NISP, dan Victoria. Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance, Frengkie Natawijaya bilang, dari kerjasama dengan enam bank itu masih ada kekurangan kebutuhan dana sebesar Rp 1,5 triliun. Untuk menutupi kekurangan itu, CIMB Niaga tengah menjajaki kerjasama dengan dua bank.

Sayang, Frengkie belum mau menyebutkan identitas bank tersebut. "Yang jelas, peringkat bank itu masuk lima besar," tandasnya.
Seperti halnya Adira, ia berharap suku bunga pinjaman bank akan turun. Dengan begitu, biaya dana bank menjadi lebih murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×