kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

TPI restrukturisasi kelompok usaha


Minggu, 24 Mei 2015 / 16:53 WIB
TPI restrukturisasi kelompok usaha


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Untuk mengejar pertumbuhan anorganik, PT Tugu Pratama Indonesia akan melakukan restrukturisasi kelompok usahanya. Salah satu upaya yang dipertimbangkan adalah dengan mengakuisisi seluruh saham Dana Pensiun Pertamina yang ada pada Tugu Reasuransi Indonesia.

Saat ini, kepemilikan TPI pada Tugu Re tercatat sebanyak 34,72% melalui anak usahanya, yaitu PT Tugu Pratama Interindo. Sementara, Dana Pensiun Pertamina mengempit sekitar 17,46% saham Tugu Re dan PT Asriland sebanyak 47,81%.

"Program restrukturisasi kelompok usaha, dalam hal mengejar pertumbuhan anorganik tahun ini, salah satunya dengan menjadi pemegang saham pengendali di Tugu Re," ujar Yasril Y Rasyid, Direktur Utama TPI, akhir pekan lalu.

Tidak hanya itu, TPI juga akan mencari mitra strategis untuk anak usahanya yang lain PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri dan Tugu Insurance Company di Hong Kong. Tugu Mandiri merupakan cucu perusahaan yang kepemilikannya melalui Tugu Pratama Interindo sebesar 21,72%.

Sedangkan sebanyak 72,5% saham TIC Hong Kong dikempit oleh Tugu Pratama Interindo dan 27,5% sisanya dikantongi oleh TPI. "TIC Hong Kong sangat berkembang, asetnya terus naik. Supaya lebih berkembang, kami ingin mencarikan mitra strategis untuk TIC," terang dia.

Namun demikian, tidak seluruh anak usahanya akan mendapatkan dukungan penuh dari TPI. Ada juga rencana perseroan untuk melakukan divestasi pada anak usahanya yang lain. Misalnya, pada Staco Mandiri. Memang, kepemilikan Tugu Pratama Interindo pada Staco Mandiri cuma 6,86%.

Belum lama ini, Tune Insurance Holding Bhd mengakuisisi Staco Mandiri dengan komposisi saham sekitar 50,9%. Perusahaan asuransi kerugian asal Negeri Jiran tersebut dikabarkan menyiapkan dana segar sebesar US$ 10 juta atau Rp 129,82 miliar.

"Saat ini, rencana divestasi di Staco Mandiri masih dalam kajian. Bisa saja, kami mempertahankan atau justru menambah kepemilikan saham, mengingat investor baru yang masuk itu menjanjikan. Alasan lain, Staco Mandiri memiliki nilai historis bagi TPI," kata Sigit Suciptoyono, Direktur TPI.

Anak usaha baru

Hingga kini, TPI tercatat memiliki sembilan anak usaha. Empat di antaranya anak usaha langsung TPI, yakni Tugu Pratama Interindo (99,99%), TIC Hong Kong, Asuransi Samsung Tugu (30%), dan Reasuransi Maipark Indonesia (11,35%).

Kepemilikan TPI melalui Tugu Pratama Interindo sendiri ada di Pratama Mitra Sejati (99,99%), Tugu Re (34.72%), Synergi Risk Management Consultant (99,99%), Tugu Mandiri (21,72%), dan Staco Mandiri (6,86%).

Total penyertaan TPI terhadap sembilan anak usahanya tersebut diperkirakan sekitar 40% dari total dana investasi perseroan.

"Kami berniat melahirkan anak usaha baru melalui pemisahan unit usaha syariah. Jadi, kami spin off syariah sekaligus mencari mitra strategis. Saat ini, sudah ada yang melirik, bank syariah anak usaha bank pelat merah," imbuh Hendroyono, Direktur TPI.

Adapun, anak usaha barunya tersebut akan menjadi lumbung pendapatan premi untuk bisnis ritel perseroan. Saat ini, unit usaha syariah TPI menangani risiko dalam asuransi kendaraan bermotor, kesehatan, rangka kapal, properti dan kecelakaan diri.

Sampai 31 Maret 2015, kontribusi laba unit usaha syariah TPI masih mini. Yakni, sekitar Rp 7 miliar dari total laba perseroan sebesar Rp 83,17 miliar. Namun, ekuitas unit usaha syariahnya sudah tembus Rp 48 miliar.

Itu artinya, dengan menambah ekuitas Rp 2 miliar lagi, unit usaha syariah TPI tersebut sebetulnya sudah bisa membentuk badan usaha sendiri, tanpa perlu mencari mitra strategis. "Tetapi, kami ingin berkembang. Jadi, kami akan mencari mitra. Bisa 1 atau 2 investor lah," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×