kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

2010, Kredit Valas Diprediksi Tumbuh 30%


Jumat, 12 Februari 2010 / 07:13 WIB
2010, Kredit Valas Diprediksi Tumbuh 30%


Reporter: Andri Indradie |



JAKARTA. Membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi tumbuh 5,5% tahun ini, membuat Bank Indonesia (BI) optimis dengan kredit valutas asing (valas) yang dikucurkan perbankan. Deputi Direktur Direktorat Internasioal BI Dian Ediana Rae mengatakan, pertumbuhan kredit valas tahun ini setidaknya bisa mencapai 30%.

"Kredit valas akan tumbuh lebih baik. Proyeksinya, bisa (tumbuh) 30%," kata Dian hari ini (11/2).

Menurut Dian, pertumbuhan ini akan didukung oleh kondisi likuiditas yanng cukup besar. Langkah selanjutnya, lanjut Dian, adalah memperbaiki aspek permintaan di pasar agar mampu ekspansi dan belanja.

"Saat ini, banyak bank devisa punya cadangan likuiditas valas yang besar. Jadi, tidak ada alasan untuk menahan ekspansi kredit," imbuhnya.

Dian bilang, membaiknya perekonomian Indonesia sudah bisa dilihat dari membaiknya sektor energi, pertambangan, dan komoditas. Di pasar internasional, permintaan terhadap komoditas-komoditas masih tergolong besar di pasar internasional. Maka, jika bisa memanfaatkan secara maksimal, tak ayal kredit valas pun akan membumbung.

Perbankan tentu saja bisa memanfaatkan peluang ini sebesar-besarnya. Dian berharap, tahun ini perbankan bisa lebih ekspansif dalam menyalurkan kredit valas. Salah satu caranya, kalau perlu, memaksimalkan fasilitas pinjaman luar negeri dalam penyaluran kredit.

Dian mengaku, tahun lalu sebenarnya penyaluran kredit valas masih bisa optimal. Hal ini terjadi lantaran menurunnya kegiatan ekspor impor di Indonesia.

"Dalam konteks penurunan ekspor dan impor tahun lalu, bukan karena persoalan kurangnya likuiditas. Tapi, lebih pada permintaan global yang turun sehingga membuat sektor usaha lesu. Sekarang kan mayoritas sudah membaik," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×