kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

AAJI memproyeksikan pendapatan premi bisa naik hingga 20% di tahun 2019


Rabu, 27 Februari 2019 / 15:43 WIB
AAJI memproyeksikan pendapatan premi bisa naik hingga 20% di tahun 2019


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memproyeksi pendapatan premi asuransi jiwa bisa tumbuh positif di tahun ini. Hal itu didukung oleh pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kini bergerak di kisaran 6.500.

Ketua Bersama AAJI Maryoso Sumaryono mengungkapkan, bahwa dengan membaiknya kondisi IHSG akan mempengaruhi kinerja investasi industri, yang kemudian diikuti pertumbuhan pendapatan premi. Ia memproyeksi pendapatan premi tahun ini lebih tinggi dari 2018.

“Kami optimistis, pendapatan premi tumbuh sekitar 10%-20% dari tahun 2018. Kami melihatnya dari IHSG pada Februari 2019 sudah menunjukkan perbaikan, maka itu kami juga yakin pendapatan premi meningkat,” kata Maryoso kepada Kontan.co.id, Rabu (27/2).

Seperti diketahui, Pertumbuhan industri asuransi jiwa nasional mencatat perlambatan 19,4% pada 2018, sementara total pendapatan premi turut melambat 5,0% menjadi Rp 185,88 triliun secara year on year (yoy).

Menurutnya, penurunan total premi dipengaruhi oleh merosotnya pendapatan premi dari saluran distribusi bancassurance sebesar 11,2%. Meski demikian, bancassurance tetap berkontribusi 42,9% dari keseluruhan pendapatan premi industri asuransi jiwa.

Tercatat pendapatan premi bisnis baru yang berasal dari produk asuransi kesehatan memiliki kontribusi sebesar 4,8% dari total pendapatan premi bisnis baru pada kuartal IV 2018. Hal ini menunjukkan bahwa produk asuransi kesehatan masih dibutuhkan masyarakat Indonesia.

Sayangnya, hasil investasi industri asuransi jiwa mengalami perlambatan sebesar 84,5% menjadi Rp 7,83 triliun. Ia menyebut, penurunan kinerja hasil investasi asuransi jiwa disebabkan penurunan harga pada investasi saham dan reksadana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×