kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AAJI prediksi premi bisa naik 20%-30% di 2016


Jumat, 20 November 2015 / 06:11 WIB
AAJI prediksi premi bisa naik 20%-30% di 2016


Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Setelah terseok-seok menjalani tahun 2015, industri asuransi jiwa lebih optimistis menatap prospek bisnis pada tahun depan. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memprediksi, tahun depan pendapatan premi asuransi jiwa bisa bertumbuh 20% hingga 30% dari tahun ini.

Hitungan Ketua AAJI Hendrisman Rahim, industri asuransi jiwa bisa meraup premi hingga Rp 120 triliun sampai akhir tahun ini. Per September 2015 lalu, industri asuransi jiwa mencetak premi sebesar Rp 100 triliun atau meningkat 20% dari periode yang sama tahun lalu.

Menilik catatan AAJI, sepanjang 2014 lalu, industri asuransi jiwa membukukan pendapatan sebesar Rp 167,76 triliun. Pendapatan ini berasal dari premi, hasil investasi, klaim reasuransi dan lainnya. Khusus premi, jumlah yang dikumpulkan perusahaan asuransi jiwa pada tahun lalu mencapai Rp 121,62 triliun.

Jika perhitungan Hendrisman tepat, berarti premi asuransi jiwa di tahun ini turun 1,33%. Nah, pada tahun depan, Hendrisman menghitung premi yang dikutip perusahaan asuransi jiwa setidaknya di kisaran Rp 144 triliun hingga Rp 156 triliun.

"Pertumbuhan tidak akan bergerak di atas 30% karena asuransi belum bisa menyentuh masyarakat kelas bawah," kata Hendrisman, Kamis (19/11).

Meski ada produk asuransi mikro dengan harga miring, penetrasi asuransi jiwa masih rendah. "Butuh waktu lama membuat masyarakat mau membeli polis asuransi," imbuh Hendrisman.

Selain melihat situasi dan kondisi ekonomi serta tren dalam 10 tahun terakhir, Hendrisman menyatakan, hitungan kenaikan premi asuransi di tahun depan melalui pertimbangan beberapa faktor.
Pertama, peningkatan dan perubahan permintaan produk asuransi jiwa. Kedua, variasi dan kompleksitas produk. Ketiga, kesesuaian tingkat premi dan variasi tarif premi, variasi risiko untuk setiap struktur segmen konsumen. Hendrisman menambahkan, tantangan utama dalam industri asuransi jiwa adalah ketersediaan tenaga aktuaris.

Minimnya jumlah aktuaris berimbas pada beban operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi tinggi. Tak heran jika premi asuransi dalam negeri terbilang mahal. Saat ini jumlah aktuaris baru 350 orang dari total kebutuhan 700 orang.

"Misal, perusahaan patungan memiliki tenaga aktuaris asing yang bolak-balik dari negaranya ke Indonesia, tentu saja ini menjadi beban tinggi bagi perusahaan," kata Hendrisman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×