Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fluktuasi harga minyak dunia turut berimbas pada kinerja bisnis asuransi energi. Jika tren ini terus berlanjut, dikhawatirkan pendapatan premi asuransi energy offshore akan turun, dan berimbas pada penurunan premi industri asuransi umum pada tahun ini.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), premi Asuransi Energy Offshore pada kuartal I-2022 mencapai Rp 85 miliar, turun 1,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kontribusi terhadap premi total asuransi umum pada pada kuartal I-2022 juga hanya sebesar 0,38%.
Seperti diketahui, hingga saat ini perusahaan asuransi yang memiliki/menjual produk energi ada 16 perusahaan dari 71 perusahaan asuransi umum.
Baca Juga: Kinerja Premi Asuransi Perjalanan Terkerek Pasca Pelonggaran Mobilitas Masyarakat
Penurunan premi untuk lini bisnis asuransi energy offshore disebut tidak mempengaruhi kinerja secara signifikan terhadap asuransi energi maupun premi asuransi umum.
Direktur Eksekutif AAUI Bern Dwyanto menjelaskan, asuransi energi bergantung sepenuhnya kepada pertumbuhan industri energi, dengan asumsi keadaan global semakin membaik di tengah pandemi yang terjadi, industri asuransi umum tetap optimistis asuransi energi akan membaik di tahun 2022.
"Tahun 2022 ini jika kondisi ekonomi semakin membaik, mobilitas masyarakat juga mulai kembali seperti normal sehingga terdapat peluang-peluang adanya kebutuhan tambahan atas sektor energi dalam kelangsungan bisnis dari level korporasi hingga individual," kata Bern kepada Kontan.co.id, Rabu (14/7).
Sejalan dengan membaiknya ekonomi nasional, Bern berharap asuransi energi juga terus meningkat seperti capaian sebelum pandemi Covid-19 bahkan bisa mencapai capaian tertinggi seperti di tahun 2020.
Sebagai gambaran, premi Asuransi Energy Offshore tahun 2019 mencapai Rp 1,47 triliun, Tahun 2020 sebesar Rp 1,64 triliun, dan Tahun 2021 sebesar Rp 1,24 triliun.
"Proyeksi hingga akhir tahun diharapkan dapat mencapai minimal pencapaian tertinggi di tahun 2020," ujar Bern.
Menurut Bern, tantangan yang muncul masih seputar perubahan model bisnis yang harus terus diadaptasi oleh setiap perusahaan untuk dapat menghasilkan proses bisnis yang efektif dan efisien serta memberikan nilai kemudahan bagi masyarakat.
Bern juga mengaku, potensi jumlah produksi premi di lini asuransi energi di 2022 masih besar, industri asuransi umum, khususnya pelaku/pemain asuransi energi, berupaya untuk meningkatkan kapasitas dalam negeri melalui konsorsium maupun bekerjasama dengan perusahaan reasuradur yang memiliki kredibitas tinggi guna menjangkau pasar baik di dalam maupun luar negeri.
Baca Juga: Perekonomian Indonesia Pulih, Aset Industri Asuransi Umum Terus Bertumbuh
"Dukungan dari regulator dan pemerintah juga sangat dibutuhkan agar bersinergi dalam meningkatkan kinerja asuransi energi di tahun 2022 ini," ungkap Bern.
Sementara itu, pada kuartal I-2022, PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) mencatatkan perolehan produksi premi induk (own operation) atas produksi premi offshore sebesar Rp 42,23 miliar, dengan pencatatan pendapatan underwriting offshore sebesar Rp 20,27 miliar..
Hal tersebut disebut Ery Widiatmoko, Direktur Pemasaran Asuransi Tugu masih sesuai dengan proyeksi target kinerja yang diharapkan.
"Kami optimistis bahwa perolehan produksi premi maupun pendapatan underwriting dari sektor asuransi energi Tugu Insurance dapat tetap memberikan kontribusi positif hingga akhir tahun 2022, walaupun mungkin cukup sulit bila mengharapkan adanya pertumbuhan yang signifikan bila dibandingkan tahun sebelumnya mengingat kondisi politik dan ekonomi global saat ini," ungkap Ery.
Menurutnya, fluktuasi atas harga minyak dunia memang menjadi salah satu tantangan dalam sektor asuransi energi, namun seperti diketahui bahwa selama periode pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap ekonomi global, namun industri perasuransian nasional masih mendapat kontribusi positif dari sektor energi, mengingat pencatatan premi masih lebih baik dari jumlah klaim yang ada.
Baca Juga: Klaim Asuransi Kredit Membengkak pada Awal Tahun Ini
Secara keseluruhan, Tugu Insurance hingga kuartal I-2022 meraup total premi konsolidasian sebesar Rp 1,25 triliun, naik dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 1,09 triliun, dengan didukung pendapatan underwriting mencapai Rp 439,52 miliar dengan perolehan laba sebesar Rp 71,95 miliar.
Mengingat sektor asuransi energi baik offshore maupun onshore telah menjadi salah satu expertise maupun kontribusi portofolio bisnis yang penting bagi Tugu Insurance di segmentasi korporasi selama hampir 41 tahun, Ery memastikan bahwa seluruh jenis produk dan layanan yang perusahaan miliki di sektor ini difokuskan untuk menjawab berbagai kebutuhan konsumen dalam pemberian perlindungan terhadap risiko-risiko yang jauh lebih kompleks sesuai karakter bisnis di bidang energi baik offshore maupun onshore.
"Dan kami berkomitmen tinggi dalam menjaga profil risiko di sektor energi dengan penerapan manajemen risiko yang terus ditingkatkan," imbuh Ery.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News