Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kejaksaan Agung (Kejagung) akan menyita aset -aset milik 13 manajer investasi (MI) jika terbukti terkait dengan kasus dugaan korupsi dan pencucian uang di Asuransi Jiwasraya.
"Tentu semua aset atau barang bukti yang ada kaitannya dengan tindak pidana ini, maka penyidik akan melakukan penyitaan," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Hari Setiyono di Jakarta, Kamis (25/6).
Rencana penyitaan tersebut dilakukan setelah kejaksaan menetapkan 13 MI tersebut sebagai tersangka korporasi dalam kasus korupsi di Jiwasraya.
Baca Juga: Jadi tersangka kasus korupsi Jiwasraya, begini profil Fakhri Hilmi
Ketiga belas perusahaan tersebut diduga korupsi dan melakukan pencucian uang investasi Jiwasraya pada kurun waktu 2014 - 2018 sehingga merugikan negara Rp 12,15 triliun.
Mereka adalah PT DM/PAC, PT OMI, PT PPI, PT MD, PT PAM, PT MAM, PT MNC, PT GC, PT JCAM, PT PAAM, PT CC, PT TVI, dan PT SAM. "Tentu peran dari tersangka ini dikaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya ketika mengelola keuangan dari Asuransi Jiwasraya," ungkapnya.
Atas hal itu, penyidik menjerat perusahaan tersebut dengan pasal tindak pidana korupsi yakni pasal 2 subsider nomor 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Baca Juga: OJK tegaskan investor tetap bisa bertransaksi di 13 MI yang jadi tersangka Jiwasraya
Untuk saat ini, penyidik masih menetapkan tersangka dari pihak korporasi. Seiring waktu berjalan, akan ditelusuri siapa saja pihak-pihak dalam korporasi yang ikut bermain.
"Oleh karena itu, penyidik tentu akan mengembangkan, apakah ada peran aktif pengelola MI atau dari terdakwa yang sudah disidangkan sebelumnya justru aktif dalam menaruh dananya di korporasi itu. Atau dari Jiwasraya sepakat untuk menempatkan dananya di korporasi itu, tentunya akan ada perkembangan penyidikkan," jelasnya.