kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada amnesti pajak, bank geber kredit


Sabtu, 16 Juli 2016 / 16:08 WIB
Ada amnesti pajak, bank geber kredit


Reporter: Galvan Yudistira, Shuliya Indriya Ratanavara | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Mendapat mandat sebagai bank persepsi untuk menampung uang tebusan yang berasal dari kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty, tentu membawa berkah. Likuiditas dari dana tax amnesty harus cepat disalurkan kembali bank persepsi dalam bentuk kredit.

Sampai di sini, bank melihat kredit korporasi mampu menjadi salah satu saluran dana itu. PT Bank Mandiri Tbk, misalnya, bakal menaikkan target penyaluran kredit korporasi hingga 50% dari target awal di semester II 2016.

"Target kami di semester II tadinya Rp 20 triliun, kemungkinan kami akan tambahkan menjadi Rp 30 triliun,” kata Royke Tumilaar, Direktur Korporasi Bank Mandiri kepada KONTAN, Jumat (15/7).

Adapun pada semester I 2016, target kredit korporasi Bank Mandiri sebesar Rp 20 triliun. Itu artinya, total target kredit korporasi selama tahun 2016 yang semula sebanyak Rp 40 triliun, kini bertambah menjadi Rp 50 triliun.

Royke bilang, sektor korporasi yang menjadi target bidikan Bank Mandiri merata, tidak hanya sektor yang besar, namun juga yang kecil. Terkait sektor strategis yang menjadi fokus perhatian, Royke merujuk pada sepuluh sektor strategis yang menjadi program prioritas pemerintah.

"Sepuluh sektor industri yang diprioritaskan itu sejalan dengan target ekspansi penyaluran kredit korporasi kami," terang Royke.

Ke-10 sektor yang dimaksud Royke adalah industri makanan dan minuman, farmasi, petrokimia, crude palm oil (CPO) atawa minyak kelapa sawit, pulp dan kertas, kosmetik dan kesehatan, tekstil dan aneka industri. Lalu industri informasi, komunikasi dan teknologi, serta industri pembangkit listrik.

Sekadar catatan, permintaan kredit sendiri sejatinya masih lemah. Itu sebabnya, Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko bank Mandiri A. Siddik Bahruddin beberapa waktu mengatakan, pihaknya akan menggunting target kredit yang semula 12% hingga 14%, bakal diturunkan menjadi 10%.

Andalan infrastruktur

Senada, Sekretaris Perusahaan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Herry Sidharta juga optimistis kredit korporasi bakal meningkat di semester II ini. Tercatat pertumbuhan kredit korporasi BNI rata-rata mampu tumbuh 20% per tahun.

Likuiditas tax amnesty bisa menekan biaya dana perbankan. “Kalau likuiditas meningkat ya bunga bisa turun, proyek jadi lebih mudah, semuanya senang,” kata Herry kepada KONTAN, Jumat (15/7).

Dari sini, BNI memproyeksikan kenaikan target penyaluran kredit korporasi sekitar 50% dari target awal. Sejak awal, BNI membidik penyaluran kredit korporasi senilai Rp 196 triliun di tahun 2016.

“Kalau kami mendapat tambahan dana dari tax amnesty, mungkin kredit korporasi bisa bertambah sekitar Rp 90 triliun. Tergantung likuiditas kami juga,” papar Herry.

Soal sektornya, Herry melihat, potensi terbesar ada pada infrastruktur, yang secara total masih butuh dana besar hingga tahun 2019. Itulah mengapa industri infrastruktur menjadi salah satu sektor yang menjadi fokus BNI, bersama industri manufaktur dan pangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×