kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada pandemi, unit usaha syariah bank fokus jaga kualitas aset di tahun ini


Rabu, 02 September 2020 / 19:10 WIB
Ada pandemi, unit usaha syariah bank fokus jaga kualitas aset di tahun ini
ILUSTRASI. Sejumlah unit usaha syariah bank memilih fokus menjaga kualitas aset di tahun ini lantaran ada pandemi.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah unit usaha syariah (UUS) perbankan memprioritaskan fokus menjaga kualitas aset selama tahun 2020 di tengah pandemi Covid-19. Akibatnya, pandemi tersebut menyurutkan rencana persiapan UUS menuju spin off menjadi bank umum syariah (BUS) yang ditargetkan pada tahun 2023.

Dengan fokus menjaga kualitas pembiayaan, UUS tidak bisa agresif mendorong pertumbuhan aset tahun ini. Meski begitu, beberapa UUS menilai hal itu tidak akan jadi masalah karena masih banyak waktu sekitar 2 tahunan lagi bagi UUS untuk melakukan persiapan.

"Spin off masih seperti rencana awal, target 2023. Adanya pandemi menyurutkan rencana persiapannya, karena memang masih ada cukup waktu untuk mempersiapkannya. Jadi masih on track kalau persiapan internalnya," kata Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara pada Kontan.co.id, Selasa (1/9).

Dengan adanya pandemi, CIMB Niaga Syariah menargetkan pertumbuhan secara selektif tahun ini. Pandji bilang, pihaknya akan fokus menjaga kualitas aset pembiayaan, melakukan efisiensi, dan mendorong pertumbuhan dana murah (CASA).

Baca Juga: Bakal dimerger dengan Rabobank, kemana arah bisnis BCA Syariah ke depan?

Pada semester I 2020, CIMB Niaga Syariah sebetulnya masih berhasil mencatatkan kinerja cukup positif. Namun, sampai akhir tahun, pertumbuhan UUS ini diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan posisi Juni 2020.

Per Juni 2020, CIMB Niaga Syariah membukukan laba sebelum pajak tumbuh 16,4% yoy menjadi Rp 542 miliar. Itu sejalan dengan pembiayaan yang tumbuh 21% yoy menjadi Rp 33,9 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 19,1% yoy menjadi Rp 32,3 triliun.  Lalu rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) turun dari 1,2% menjadi 1,1%. Total aset UUS ini naik 1,6% YoY menjadi Rp 43,1 triliun.

UUS Bank Permata (Permata Syariah) juga tidak agresif ekpansi di tengah pandemi ini.  Direktur Unit Usaha Syariah Bank Permata Herwin Butaman mengatakan, pihaknya telah merevisi rencana bisnis bank (RBB) sejalan dengan adanya kontraksi pertumbuhan ekonomi. "Kami perkirakan total aset hanya akan tumbuh 10% sampai akhir tahun," ujarnya.

Oleh karena itu, persiapan menuju spin off akan difokuskan Permata Syariah pada penguatan model bisnis. Herwin bilang, selain memaksimalkan tim yang ada di syariah, pihaknya juga akan memaksimalkan tim konvensional untuk menawarkan produk-produk syariah pada nasabah Bank Permata.

Per Juni 2020, aset Permata Syariah masih tumbuh 6% secara yoy. DPK meningkat 18% yoy dengan rasio CASA mencapai 60%, namun pembiayaan tercatat turun 2% yoy. Sedangkan laba UUS ini tercatat tumbuh 51% secara year to date (ytd).

Baca Juga: Rencana Merger Bank Syariah Jadi Katalis Positif untuk Saham BRIS




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×