kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada tren penurunan bunga, perbankan besar yakin biaya dana bakal susut


Kamis, 27 Februari 2020 / 21:12 WIB
Ada tren penurunan bunga, perbankan besar yakin biaya dana bakal susut
ILUSTRASI. Biaya dana perbankan diprediksi kembali turun setelah BI pangkas suku bunga acuan pada pekan lalu


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi likuiditas yang ketat dan persaingan perebutan dana yang sengit membuat rasio biaya dana alias cost of fund (CoF) sempat mengalami peningkatan. Kendati demikian, di tahun 2020 sejumlah bank besar menilai kondisi tersebut bakal melandai lantaran sudah dimulainya tren penurunan suku bunga terutama.

Apalagi, Bank Indonesia (BI) melalui kebijakannya telah kembali menurunkan tingkat bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%. Pun, sebenarnya di penghujung tahun lalu biaya dana sempat melandai yang disebabkan oleh transmisi penurunan suku bunga di 2019.

Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk Rohan Hafas menilai, hal tersebut pun sudah berlanjut di awal tahun 2020. Menurut dia, dibandingkan dengan akhir tahun lalu, per Januari 2020 posisi CoF Bank Mandiri sudah ada di level 2,81% atau telah berhasil turun 5 bps secara year to date (ytd). 

"Tahun lalu memang kami sedikit mengalami kenaikan CoF seiring dengan meningkatnya persaingan pasar dan mengetatnya likuiditas perbankan," ujar Rohan kepada Kontan.co.id, Kamis (27/2).

Baca Juga: Meski tipis, sebenarnya penurunan suku bunga perbankan sudah dimulai

Namun, ke depannya, Bank Mandiri yakin biaya dana akan terus mengalami penurunan. Sejalan dengan tren penurunan suku bunga dan mulai membaiknya likuiditas pasar. Walhasil, bank bersandi bursa BMRI ini pun yakin CoF akan berada di kisaran 2,7%-2,8% di akhir 2020. Lebih rendah dibanding periode-periode sebelumnya.

Nah, dalam rangka menjaga CoF agar tetap terkendali, salah satu strategi yang dilakukan tak lain dengan mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) secara berkelanjutan. Bank berlogo pita emas ini praktis menegaskan akan menginjak gas dalam pertumbuhan dana murah alias current account and saving account (CASA).

Hal ini telah terbukti, posisi rasio CASA Bank Mandiri di akhir Januari 2020 pun sudah ada di level 65,8% atau sekitar Rp 521 triliun (dana giro dan tabungan). "Ke depannya strategi peningkatan CASA akan difokuskan pada upaya penguatan cross selling dan menciptakan ekosistem bisnis," imbuhnya. Bank Mandiri pun akan lebih gencar mendorong sinergi antar segmen korporasi dan ritel.

Di samping itu semua, perseroan juga akan melakukan penguatan layanan digital dan pilihan produk finansial yang lebih lengkap. Tentunya, dengan harapan agar dana nasabah tetap terparkir rapih di Bank Mandiri.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×