kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.235.000   -2.000   -0,09%
  • USD/IDR 16.633   -23,00   -0,14%
  • IDX 8.071   27,26   0,34%
  • KOMPAS100 1.115   1,03   0,09%
  • LQ45 783   -1,20   -0,15%
  • ISSI 284   1,67   0,59%
  • IDX30 411   -0,03   -0,01%
  • IDXHIDIV20 466   -1,32   -0,28%
  • IDX80 123   0,18   0,14%
  • IDXV30 133   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 130   0,01   0,01%

AdaKami Temukan Sejumlah Akun Palsu Mengatasnamakan Perusahaan untuk Aksi Penipuan


Rabu, 26 Maret 2025 / 07:44 WIB
AdaKami Temukan Sejumlah Akun Palsu Mengatasnamakan Perusahaan untuk Aksi Penipuan
ILUSTRASI. AdaKami menemukan sejumlah akun palsu di berbagai platform media sosial yang mencatut nama perusahaan.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) menemukan sejumlah akun palsu di berbagai platform media sosial yang mencatut nama perusahaan. Brand Manager AdaKami Jonathan Kriss mengatakan temuan itu dihimpun dari data internal AdaKami.

Jonathan mengungkapkan akun palsu yang mengatasnamakan AdaKami tersebut diduga digunakan untuk melancarkan aksi penipuan. 

"Beberapa kasus bahkan melibatkan klaim palsu yang menyebut AdaKami telah mengirim dana ganda," ungkapnya dalam keterangan resmi, Selasa (25/3).

Jonathan mengatakan fenomena tersebut menunjukkan bahwa pelaku kejahatan digital terus mencoba mencari celah untuk memanfaatkan situasi. Oleh karena itu, dia mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap modus penipuan digital.

Baca Juga: AdaKami: Keberadaan Pinjol Ilegal Berdampak Buruk Terhadap Industri Fintech Lending

"Selain mengaplikasikan teknologi terkini, AdaKami juga secara rutin terus melakukan edukasi agar masyarakat makin waspada terhadap berbagai modus penipuan digital,” kata Jonathan.

Jonathan juga mengajak masyarakat terus memperkuat pengamanan data pribadi agar tidak menjadi korban kejahatan digital, termasuk modus penipuan digital. Dia tak memungkiri saat ini modus penipuan digital terus berkembang. 

Jonathan menuturkan tidak hanya manipulasi psikologis yang menjadi modus social engineering atau phishing, kini muncul modus baru, seperti SMS penipuan dengan metode fake Base Transceiver Station (BTS).

Modus tersebut memungkinkan para pelaku mengirim SMS penipuan secara massal ke ponsel di sekitarnya tanpa terdeteksi oleh sistem operator.

"Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat agar waspada terhadap modus-modus tersebut dengan tidak membagikan data pribadi kepada orang tidak dikenal dan selalu memverifikasi keaslian informasi langsung melalui saluran resmi,” ujarnya.

Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan berdasarkan data layanan pengaduan konsumen, terdapat 1.512 pengaduan terkait social engineering pada pekan ketiga dan keempat Februari 2025. Angka itu meningkat sekitar 46%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebanyak 1.033 pengaduan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×