Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) masih akan menerbitkan beberapa obligasi pada tahun ini.
Chief of Business & Portfolio Officer Adira Finance Harry Latif menerangkan upaya itu dilakukan karena pasar juga masih berminat, serta sebagai upaya tambahan untuk meraih pendanaan dalam menyalurkan pembiayaan.
"Kami masih akan menerbitkan karena tanggapan pasar cukup bagus juga," katanya saat ditemui Kontan di JI-EXPO, Jakarta, Kamis (20/2).
Baca Juga: Adira Finance Targetkan Transaksi SPK Tumbuh 15%-20% di IIMS 2025, Ini Strateginya
Meski ada tantangan terkait likuiditas, Harry menyebut perusahaan akan melakukan diversifikasi sumber pendanaan melalui mekanisme joint financing oleh MUFG dan Bank Danamon.
Dia juga menilai bahwa pendanaan yang didapat Adira Finance akan cukup kuat tahun ini karena ditopang juga oleh skema joint financing tersebut.
"Kami punya orang tua (MUFG dan Danamon) yang cukup kuat. Jadi, rasanya kami tidak akan kesulitan dalam pendanaan," ujarnya.
Adapun hingga November 2024, total outstanding pendanaan obligasi Adira Finance telah mencapai sekitar Rp 7 triliun.
Terkait pendanaan offshore, Harry mengatakan kebutuhan dana perusahaan untuk onshore maupun offshore tetap ada.
Baca Juga: Pembiayaan Kendaraan Listrik Adira Finance Tumbuh Dua Kali Lipat pada 2024
"Tetap ada peluangnya untuk di offshore dan onshore-nya, terutama di tengah geopolitik dan lain-lain. Jadi, tetap butuh dan akan kami ambil, asal memang sesuai dengan standar yang diharapkan," tuturnya.
Sebagai informasi, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat penerbitan surat utang oleh multifinance sepanjang 2024 mencapai Rp 30,92 triliun. Fixed Income Analyst Pefindo Ahmad Nasrudin menyampaikan nilai itu lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
"Lebih rendah 5,64%, jika dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 32,77 triliun," ujarnya kepada Kontan, Kamis (20/2).
Lebih lanjut, Ahmad menerangkan akan ada surat utang yang jatuh tempo dari industri multifinance senilai Rp 30,60 triliun. Nominal tersebut mencakup 18,98% dari total surat utang yang jatuh tempo pada 2025 atau nilainya Rp 161,21 triliun.
Adapun penerbitan surat utang multifinance hingga Januari 2025 masih terbilang sepi. Nilainya baru sebesar Rp 0,80 triliun.
Selanjutnya: Masalah AJB Bumiputera Belum Selesai, Berimbas Terhadap Nasib Pekerja
Menarik Dibaca: Promo Indomaret Es Krim Day Periode 23 Februari 2025, Beli 1 Gratis 1 Es Krim Magnum
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News