Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) mengincar pendapatan premi sebesar Rp 2,6 triliun di tahun 2015. Itu berarti, pertumbuhan pendapatan premi mencapai sekitar 15% ketimbang pencapaian tahun lalu, yakni Rp 2,28 triliun.
Indra Baruna, Direktur Utama Adira Insurance mengatakan, pertumbuhan premi tahun ini akan ditopang oleh lini usaha asuransi non otomotif, seperti asuransi kesehatan dan asuransi mikro.
Memang, asuransi otomotif masih menjadi tulang punggung bisnis Adira Insurance. Tapi, Adira Insurance menargetkan asuransi kesehatan bisa mencetak pertumbuhan lebih tinggi. Adira menargetkan premi asuransi kesehatan mencapai Rp 500 miliar.
Artinya, ada pertumbuhan lebih dari 50% ketimbang tahun lalu. Di sepanjang tahun lalu, pendapatan premi asuransi kesehatan anak usaha Bank Danamon ini tembus Rp 333 miliar. Angka ini bukan bilangan kecil, mengingat lini usaha asuransi kesehatan Adira Insurance tersebut baru dimulai tahun 2013.
Adira Insurance pun akan menggenjot pertumbuhan lini usaha asuransi mikro lainnya, yakni asuransi perjalanan dan demam berdarah. Asuransi demam berdarah, mampu mencatat 100.000 polis tahun lalu. "Kami melihat, tahun ini, industri otomotif, penjualan maupun pembiayaan masih belum banyak bergerak. Sehingga, kami membidik kontribusi pertumbuhan akan berasal dari asuransi non otomotif. Peluang kami di sini masih sangat besar," ujarnya, Rabu (18/2).
Meski demikian, imbuh Indra, pihaknya juga akan mempertahankan kontribusi asuransi otomotif. Maklum, lini usaha ini sempat menjadi primadona di tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, tahun lalu, kontribusi asuransi otomotif masih mencapai 56% terhadap total premi.
Adapun, strategi yang disiapkan Adira Insurance untuk menggenjot premi asuransi non otomotif, salah satunya dengan menyasar nasabah ritel. Indra mengatakan, Adira Insurance mulai merilis produk asuransi kesehatan ritel alias asuransi kesehatan untuk individual. "Seperti, hospital cash plan. Kami akan mulai tahun ini juga, sehingga tahun ini kontribusi asuransi kesehatan, selain berasal dari nasabah korporat, juga akan berasal dari nasabah ritel," terang Indra.
Asal tahu saja, di sepanjang tahun lalu, Adira Insurance mampu menghimpun perolehan premi sebesar Rp 2,28 triliun. Angka itu mencerminkan pertumbuhan sebanyak 19% jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News