CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

AFI : 50 juta orang miskin bakal miliki akses finansial


Senin, 27 September 2010 / 14:53 WIB
AFI : 50 juta orang miskin bakal miliki akses finansial


Reporter: Hari Widowati | Editor: Uji Agung Santosa

JIMBARAN. Alliance for Financial Inclusion (AFI) menargetkan, di tahun 2012 nanti ada 50 juta orang miskin yang akan memiliki akses terhadap layanan finansial. Ada berbagai solusi inovatif yang memungkinkan masyarakat berpendapatan di bawah US$ 2 per hari untuk mendapatkan akses finansial yang murah.

Gubernur bank sentral Kenya Njuguna Ndung'u mencontohkan, teknologi telepon seluler di negaranya membuka akses transfer uang ke lebih dari 10 juta penduduk Kenya. Sebelumnya, mereka belum mengenal layanan keuangan formal. "Kami mengadopsi kebijakan reformasi dan model inovatif untuk meningkatkan inklusi keuangan," kata Ndung'u dalam The 2010 AFI Global Policy Forum di Jimbaran, Bali, Senin (27/9). Reformasi tersebut mencakup agen perbankan, pertukaran informasi kredit dan perizinan, serta regulasi Lembaga Pengambil Deposit Keuangan Mikro dan Koperasi Simpan Pinjam.

"Ini bukan berarti perbankan tidak bisa memberikan akses layanan finansial. Tetapi, perlu ada produk baru, misalnya tabungan melalui ponsel," jelas Ndung'u, yang juga ketua panitia pengarah AFI ini. Ia menyebutkan, saat ini di Kenya ada sekitar 500.000 agen bank yang memberikan layanan jasa perbankan melalui perangkat telekomunikasi (gadget banking).

Hal serupa terjadi di Filipina. Saat ini ada 5 juta agen perbankan. Di Brazil, supermarket, toko barang-barang kelontong hingga apotik menjadi agen atau perpanjangan tangan bank.

Direktur Eksekutif AFI Alfred Hannig menambahkan, 90% dari populasi dunia yang tidak memiliki akses ke perbankan ada di negara-negara berkembang. Menurutnya, inklusi keuangan merupakan solusi paling tepat untuk mengatasi kemiskinan. "Ini kebijakan yang paling sukses di negara-negara berkembang," jelasnya. Oleh inklusi keuangan ini merupakan inovasi untuk merangkul masyarakat miskin ke dalam sistem keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×