kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Akhir tahun, Bank Shinhan target kredit Rp 10,9 triliun


Selasa, 21 Agustus 2018 / 21:18 WIB
Akhir tahun, Bank Shinhan target kredit Rp 10,9 triliun
ILUSTRASI. Bank Shinhan Indonesia


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Shinhan Indonesia mencatatkan kinerja positif. Per Juni 2018, Bank yang berinduk ke Korea Selatan ini mampu mencatatkan pertumbuhan kredit 153,82% secara tahunan atau year on year (yoy). Pada paruh pertama 2018, Bank menyalurkan kredit Rp 8,3 triliun. Sedangkan posisi yang sama tahun lalu hanya Rp 3,27 triliun.

"Kinerja ini kebanyakan ditopang oleh sektor perdagangan besar dan eceran. Target hingga akhir tahun kredit bisa tumbuh Rp 10,9 triliun," ujar Direktur Kepatuhan Bank Shinhan Tony Tanusahputra kepada Kontan.co.id pada Selasa (21/8).

Sedangkan untuk kredit bidang penunjang infrastruktur, Bank Shinhan berhati-hati dan hanya menyalurkan ke perusahaan yang di dalam negeri agar risikonya kecil. Kalau yang di luar negeri ada risiko fluktuatif rupiah akan memiliki risiko.

"Kami membidik perusahaan yang mengolah infrastruktur penunjang khususnya bahan mentah. Sejauh ini memberikan kontribusi 3% terhadap total kredit Bank Shinhan," tambah Tony.

Pada semester 2 ini, Bank Shinhan semakin berhati-hati dalam menyalurkan kredit. Manajemen akan menghindari industri yang berhubungan nilai tukar terumata impor. Langkah ini akan dilakukan manajemen hingga kondisi makro ekonomi Indonesia membaik kembali.

Selain itu Bank Shinhan akan masih fokus perdagangan. Menurut Tony langkah ini lantaran pasar sektor perdagangan lebih besar terutama perantara. Sedangkan dari segi resiko, Tony mengaku perdagangan lebih aman dibandingkan sektor lain.

Manajemen juga ingin menggenjot penyaluran kredit hingga Rp 10,9 triliun pada akhir 2018. Target ini naik 90,89% dibandingkan dengan penyaluran kredit 2017 sebesar Rp 5,71 triliun.

Sedangkan target rasio kredit bermasalah kotor atau NPL gross hingga akhir tahun di posisi 0,93%. Pada Juni 2018, NPL gross ada di 0,83. Nilai ini membaik dari posisi yang sama tahun lalu di 1,43%.

Bank menargetkan laba Rp 190 miliar, lebih tinggi 90% dibanding perolehan laba 2017 yang sebesar Rp 100 miliar.

Catatan saja, berdasarkan Catatan saja, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2018 membukukan, penyaluran kredit bank buku II tumbuh 2,59% menjadi Rp 517,55 triliun.

Begitu pun dengan kredit bank buku I tumbuh 16,45% menjadi Rp 46.01 triliun, dari posisi yang sama tahun lalu Rp 39.51 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×