Reporter: Yoliawan H | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mengambil alih divisi retail dan wealth management dari PT Bank ANZ Indonesia, PT Bank DBS Indonesia mendapatkan tambahan nasabah. Jumlahnya pun tidak sedikit.
Paulus Sutisna, CEO DBS Indonesia mengungkapkan, salah satu keuntungan dari akusisi ini adalah dengan mendapatkan costumer tambahan dari nasabah eksisting ANZ sebanyak ratusan ribu.
“Nasabah ANZ yang pindah ke DBS sekitar 350.000 nasabah,” ungkap Paulus kepada Kontan.co.id, Kamis (1/3).
Ditambah lagi pihaknya pun mendapatkan bisnis kartu kredit yang sebelumnya dikelola oleh ANZ Indonesia. DBS Indonesia sendiri belum memiliki kartu kredit sebelum aksi korporasi ini. Ini merupakan salah satu langkah efisiensi dalam penambahan bisnis.
Kartu kredit ANZ Indonesia sendiri yang sudah beredar sekitar 600.000 kartu. Ini merupakan keuntungan tersendiri bagi DBS Indonesia.
“Sekarang kartu kredit ANZ sudah bisa diakses melalui Digibank. Integrasi sudah dilakukan,” jelas Paulus.
Dari sisi bisnis, setelah akusisi ini, porsi bisnis konsumer banking DBS Indonesia pun naik hingga 50%. Sebelumnya bisnis DBS Indonesia didominasi oleh bisnis korporasi sebesar 70%. Bisnis konsumer dan kredit segmen usaha, mikro kecil dan menengah (UMKM) DBS ikut terdorong.
Wealth management DBS juga mendapatkan berkah dari akusisi ini. Selain mendapatkan jumlah nasabah dari ANZ, kedepan bisnis kelolaan dana orang kaya ini akan dilebarkan dengan menambah segmen treasure private client (TPC) yang mengelola dana nasabah private minimal Rp 2 miliar.
Di sisi lain, penggabungan dua entitas ini juga tidaklah mudah. Pasalnya ada banyak sisi yang harus diintegrasikan. Sebanyak 1.500 Sumber daya manusia (SDM) ANZ Indonesia harus bergabung dengan DBS Indonesia. Sistem dan kantor cabang juga harus diubah dan dilakukan penyatuan. Ditambah koordinasi dengan regulator karena beberapa izin harus diajukan kembali.
Sekadar informasi, hingga Desember 2017 saluran kredit DBS Indonesia sebesar Rp 39,83 triliun. Sedikit menurun 0,62% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 40,07 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News