Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspansi perbankan syariah mulai membuahkan hasil. Hal ini terbukti dari pangsa bank syariah terhadap industri perbankan yang sudah menembus 6,01% per Oktober 2019 menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau mencapai Rp 513 triliun. Bila dirinci, pencapaian tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah dan meningkat dari awal tahun 2019 hingga September 2019 yang sebesar 5,94%.
Hal ini tak lain dari meningkatnya pertumbuhan aset perbankan syariah yakni Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) sebesar 10,15% per Oktober 2019 secara year on year (yoy) menjadi Rp 499,98 triliun.
Baca Juga: Outlook Bank Dunia tahun 2020: Konsumsi lebih lambat
Realisasi kenaikan aset bank syariah juga didorong dari pertumbuhan pembiayaan sebesar 10,52% yoy menjadi Rp 345,28 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) yang naik menjadi Rp 402,36 triliun.
Direktur Penelitian dan Pengembangan Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah OJK, Deden Firman Hendarsyah mengatakan saat ini tercatat ada sebanyak 14 BUS di Tanah Air, diikuti 20 UUS dan 165 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Nah, dari jumlah tersebut, sebanyak 65% pangsa pasar bank syariah dikuasai oleh BUS dan 32,36% merupakan UUS dan sisanya adalah BPRS.
OJK berharap, pertumbuhan pangsa pasar bank syariah dapat terus meningkat, sejalan dengan rencana jangka panjang OJK sebesar 20%. Beberapa upaya dari OJK sudah dilakukan, terbaru misalnya melalui dikeluarkannya POJK Nomor 28 tahun 2019 tentang Sinergi Perbankan Dalam Satu Kepemilikan untuk Pengembangan Perbankan Syariah.
Selain itu, sepanjang tahun 2019 ini, regulator perbankan tersebut telah menerbitkan 15 POJK yang terkait pengembangan bank syariah. "Diharapkan market share masih akan tumbuh. Masih kami lihat perkembangan berikutnya," kata Deden, Senin (9/12) lalu.
Baca Juga: Nur Hasan terpilih jadi Ketua Umum Asosiasi DPLK periode 2019-2023
Sementara itu, bank syariah terbesar di Tanah Air yakni PT Bank Syariah Mandiri juga meyakini pangsa pasar tersebut dapat meningkat. Hal ini menurut Direktur Risk Management and Compliance Mandiri Syariah Putu Rahwidhiyasa sejauh ini kinerja bank syariah juga terbukti membaik.
Mandiri Syariah misalnya yang sampai dengan Oktober 2019 mencatatkan kenaikan aset sebesar 11,61% yoy menjadi Rp 104,58 triliun. Menurut Putu, peningkatan aset terutama didorong oleh pertumbuhan DPK perseroan. "DPK tumbuh konsisten di kisaran angka 13% yoy per November 2019," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (11/12).