Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) telah menyalurkan pendanaan Rp 302 miliar bagi pengusaha kuliner. Nilai ini meningkat dibandingkan realisasi tahun lalu yakni Rp 292 miliar.
Chief Risk and Sustainability Officer Amartha Aria Widyanto mengatakan, sektor kuliner mendominasi pendanaan di Amartha. Sekitar 60% mitra Amartha menjalankan usaha di bidang kuliner, mulai dari usaha warung makan, warung kopi, industri kuliner olahan seperti keripik, hingga aneka camilan yang diproduksi dalam skala rumah tangga.
"Selama 11 tahun beroperasi, Amartha telah membina hampir 500 ribu mitra yang bergerak di sektor kuliner yang tersebar di pulau Jawa, Sumatra, dan Sulawesi," kata Aria, dalam keterangan resmi, Rabu (29/9).
Ian melihat, sektor kuliner memiliki potensi untuk tumbuh lebih luas lagi dalam pemasarannya dan terbukti memiliki resiliensi lebih baik di kala pandemi. Sektor kuliner tetap dapat diterima oleh pasar, sehingga risiko gagal bayar pada sektor kuliner dapat diminimalisir, karena pasarnya cukup stabil.
Pertumbuhan jumlah mitra Amartha yang bergerak di sektor kuliner pun mengalami peningkatan. Hingga Agustus tahun 2021, lebih dari 69 ribu mitra menggeluti bidang kuliner untuk mengembangkan usahanya, meningkat dari data tahun 2020 yakni sebesar 64 ribu mitra.
Baca Juga: Jumlah pendanaan fintech lending terus meningkat setiap tahun
"Angka ini berpotensi terus mengalami pertumbuhan seiring dengan penyaluran modal usaha dan berbagai edukasi kewirausahaan yang dilakukan," terangnya.
Untuk mendukung perkembangan sektor kuliner, Amartha menjalin kemitraan dengan perusahaan lainnya untuk bersama-sama mendongkrak potensi UMKM kuliner, yaitu dengan memberikan pelatihan kewirausahaan, edukasi literasi digital dan finansial, serta memberikan akses permodalan bagi pelaku usaha UMKM kuliner di pedesaan.
Aria mengungkapkan, sektor kuliner tidak terlepas dari tantangan untuk memperluas jangkauan pasar. Umumnya, dipengaruhi oleh faktor sulitnya akses permodalan, serta rendahnya tingkat literasi digital para pelaku UMKM.
Padahal, dengan mengoptimalkan teknologi, pelaku UMKM kuliner ini bisa memperluas jangkauan pemasaran hingga ke seluruh pelosok negeri. Oleh sebab itu, Amartha berupaya untuk mengerahkan edukasi dan layanan keuangan digital bagi mitra untuk meningkatkan skala usaha.
Untuk memastikan kualitas pinjaman di platform Amartha, perusahaan menerapkan strategi kombinasi online-offline atau lebih dikenal dengan hybrid system. Amartha menggunakan pendekatan machine learning untuk menentukan credit scoring yang akurat dengan menganalisa historikal pengembalian pinjaman, tingkat kehadiran mitra dalam majelis, hingga analisa psikometris.
Selanjutnya: Industri fintech P2P mampu mempertahankan kualitas pinjaman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News