Reporter: Nadya Zahira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) menilai, sektor insurance technology atau insurtech masih memiliki daya tarik untuk menjadi sasaran investasi modal ventura hingga tahun depan. Namun sayangnya, jumlah pemain insurtech di Tanah Air masih terbilang sedikit.
Ketua Umum Amvesindo, Eddi Danusaputro mengatakan pemain startup di Indonesia saat ini masih didominasi oleh sektor fintech lending atau perusahaan pinjaman online dan payments. Padahal, menurut dia, semakin banyak startup yang bergerak di sektor insurtech akan menjadi pendorong pembiayaan modal vetura.
"Tapi memang secara umum industri modal ventura lebih tertarik investasi di perusahaan pinjol, dan yang berinvestasi di startup insurtech, kenyataannya masih relatif sedikit," kata KONTAN, Senin (28/10).
Eddi menyebutkan, pada kuartal I-2024 lalu, Amvesindo mencatat hanya ada satu insurtech yang mencatatkan kontrak pendanaan modal ventura. Jumlahnya masih kecil dibanding dengan 10 kontrak yang didapatkan sektor fintech.
Baca Juga: Antisipasi Agar NPF Modal Ventura Tak Membengkak, Ini Kata Amvesindo
Adapun hingga saat ini, pembiayaan modal ventura memang sedang dalam tren turun. Piutang pembiayaan modal ventura pada Agustus 2024 mengalami kontraksi sebesar 9,03% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp16,19 triliun. Angka tersebut melanjutkan tren penurunan pada Juli, yang juga kontraksi 10,67% dengan nilai sebesar Rp 16,18 triliun.
Kemudian, tren ini berulang dari periode Juni 2024 yang juga mengalami penurunan 10,97% menjadi sebesar Rp 16,22 triliun.
Mengenai tertekannya bisnis modal ventura, Eddi menilai hal itu karena masih terjadinya dinamika geopolitik global, "Dengan demikian, memengaruhi tingkat kepercayaan investor. Ditambah adanya inovasi teknologi baru yang muncul, seperti Artificial Intelligence (AI) and green technology," ungkapnya.
Lebih lanjut, berdasarkan data dari Discovery/Shift 2024, Eddi mengatakan, sektor yang paling memiliki porsi pendanaan terbesar sejauh ini masih fintech. Adapun tren pendanaan yang muncul dalam bentuk debt.
Melihat kondisi pasar saat ini, Eddi menuturkan, Amvesindo optimistis prospek pendanaan industri ke depan masih cerah, walaupun belum kembali ke kondisi optimal.
"Kami melihat akan ada sektor-sektor baru bermunculan untuk didanai," katanya.
Baca Juga: Daya Beli Lesu, Pembiayaan Modal Ventura Kembali Turun Rp 16,19 Triliun pada Agustus
Dia menerangkan hal itu juga diperkuat oleh stabilitas sektor jasa keuangan, khususnya modal ventura, di Indonesia yang terjaga dengan baik di tengah dinamika geopolitik global.
Eddi bilang, sektor yang berpotensi besar saat ini untuk didanai, di antaranya masih dipimpin oleh fintech, lalu diikuti agritech, climate tech, Edtech, Legaltech, dan SaaS.
Selanjutnya: BUMA Catatkan Perpanjangan Kontrak dengan Anak Usaha BYAN Senilai Rp 107,8 Triliun
Menarik Dibaca: Inilah Jenis Olahraga yang Dapat Menurunkan Kolesterol di Tubuh, Apa Saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News