Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk yakin, keputusan pemerintah untuk mengatrol harga bahan bakar minyak (BBM) dinilai tak akan mempengaruhi kinerja kreditnya.
Namun begitu, BRI akan memantau debitur korporasi yang kemungkinan terpapar akibat dampak kenaikan BBM subsidi tersebut.
Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN, Rakyat Indonesia (BRI), Asmawi Syam mengatakan, kenaikan BBM tidak memberi pengaruh signifikan terhadap kinerja kredit perbankan.
"Pertumbuhan kredit tergantung daya beli masyarakat. Kemungkinan daya beli masyarakat tidak kena efeknya," ujar dia.
Namun, Asmawi memperkirakan, debitur yang berasal dari segmen industri atau korporat mungkin terkena efek negatif karena naiknya harga BBM subsidi mempengaruhi operasional perusahaan.
Menurut dia, sektor manufaktur bakal terbebani kenaikan BBM. "Kita akan lihat sejauh mana debitur dari sektor manufaktur mampu melakukan efisiensi untuk kurangi biaya BBM yang naik," imbuh dia.
Asmawi menjelaskan, BRI bakal mengawasi beberapa indikator terhadap debitur korporasi. Pertama, kemampuan efisiensi perusahaan.
Kedua, kemampuan perusahaan melakukan konversi bahan bakar dari BBM ke gas atau batubara. Ketiga, kemampuan perusahaan melakukan diversifikasi produk yang berujung pada penghematan energi.
Sekadar informasi, target pertumbuhan kredit BRI tahun ini sebesar 20%-22% dari pencapaian kredit tahun lalu yang sebesar Rp 348 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News