Reporter: Roy Franedya |
JAKARTA. Di awal tahun ini, laju laba perbankan terus berlanjut. Berdasarkan Statistik Perbankan Bank Indonesia (BI) terbaru, pada Januari 2013 laba bersih industri perbankan mencapai Rp 10,96 triliun atau tumbuh 10,68% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 9,9 triliun.
Ada dua faktor utama pendorong pertumbuhan laba tersebut. Pertama, kenaikan pendapatan bunga, sekaligus diikuti penurunan beban bunga. Per Januari 2013, pendapatan bunga tumbuh 3,11% menjadi Rp 36,55 triliun. Sementara beban bunga anjlok 10,67% menjadi Rp 17,68 triliun. Penurunan beban bunga lantaran perbankan gencar menghimpun dana murah dan mengurangi ketergantungan pada dana mahal.
Kedua, penurunan drastis beban pendapatan non-bunga atawa fee based income (pendapatan non bunga) selama Januari lalu menurun 31,34% menjadi Rp 28,69 triliun. Di sisi lain, fee based income hanya turun 20,63% menjadi Rp 20,13 triliun.
Direktur Kelembagaan dan BUMN Bank Rakyat Indonesia (BRI), Asmawi Syam, menilai masih rendahnya pertumbuhan laba awal tahun akibat masih rendahnya permintaan kredit dan transaksi nasabah. "Ini hanya siklus tahunan, kuartal pertama memang bisnis perbankan berjalan lambat, nasabah masih melakukan perhitungan kebutuhan ekspansi tahun ini," ujarnya pekan lalu.
Direktur Utama Bank Jabar Banten, Bien Subiantoro, mengamini. Menurutnya, pertumbuhan kredit perbankan sangat tergantung pertumbuhan ekonomi dan permintaan kredit nasabah. Pada awal tahun, penopang bisnis bank adalah kredit konsumer. "Kredit modal kerja dan investasi tumbuh mulai kuartal dua seiring kenaikan produksi dan permintaan barang," ujarnya.
Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiaadmaja, menambahkan tahun ini pertumbuhan kredit akan sama dengan tahun lalu, di kisaran 22%-24%. Salah satu pendukung, pertumbuhan ekonomi masih sama di kisaran 5,5%-6,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News