Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Multifinance spesialis pembiayaan alat berat mewaspadai kenaikan angka kredit macet menanjak pada akhir tahun. Angka kredit macet bisa mencapai 3% karena melemahnya daya angsur konsumen.
Herman Lesmana, Direktur PT Buana Finance mengakui, Oktober lalu terjadi kenaikan angka kredit macet atau non performing loan (NPL) hingga 3%. Padahal bulan sebelumnya NPL Buana Finance masih bergerak di angka 2,7%.
Harga komoditas pertambangan dan perkebunan yang turun menjadi penyebab kenaikan angka kredit macet. Belum lagi, realisasi pembangunan infrastruktur di daerah lama tertunda. Sehingga menyebabkan debitur Buana Finance kesulitan untuk membayarkan angsurannya.
"Sisa satu bulan ini, kami memilih untuk tidak menyalurkan pembiayaan baru. Fokus untuk penurunan kredit macet yang ditargetkan 2%. Lagi pula saat ini pengajuan pembiayaan alat berat sepi," terang Herman pada akhir pekan lalu.
Menjaga kualitas kredit, perusahaan akan gencar menawarkan restrukturisasi kepada nasabahnya. Cara ini bisa menjaga debitur tetap berkomitmen menyelesaikan kewajibannya. Herman menyebut, saat ini sudah ada enam nasabahnya yang dilakukan restrukturisasi.
Selain restrukturisasi, Buana Finance juga melakukan pencadangan sebesar 2,5% dari total pembiayaan yang diberikan. Langkah ini dilakukan demi menjaga laba perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News