Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Bisnis pembiayaan alat berat makin sepi, PT Buana Finance Tbk pun beralih haluan menggenjot bisnis kredit konsumer. Emiten yang di bursa berkode saham BBLD ini menargetkan pertumbuhan tinggi pembiayaan konsumer.
Herman Lesmana, Direktur PT Buana Finance Tbk, menargetkan penyaluran kredit konsumer Buana meningkat hampir dua kali lipat di tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu. Begitu pula dengan kontribusinya terhadap total kredit baru Buana.
Tahun lalu, pembiayaan di sektor konsumer yang digelontorkan Buana Finance mencapai Rp 437 miliar. "Untuk tahun ini, kami harapkan bisa mencapai Rp 900 miliar," ujar Herman.
Alhasil, porsi pembiayaan konsumer Buana Finance pada tahun ini meningkat menjadi 30%. Tahun lalu, porsi kredit konsumer ke total pembiayaan Buana Finance belum mencapai 20%.
Supaya targetnya tercapai, Buana mengandalkan pasar pembiayaan otomotif khususnya mobil baru. Sejauh ini, pembiayaan otomotif Buana Finance masih didominasi oleh pembiayaan mobil bekas yakni sebesar 90%.
Buana juga menargetkan, porsi pembiayaan mobil baru bisa menjadi 15% hingga 20%. "Kami lihat di mobil baru pasarnya masih lebih baik karena konsumen mengincar berbagai diskon dan subsidi yang ditawarkan," kata Herman.
Selain itu, Buana Finance juga akan mendongkrak pembiayaan properti. Sejak tahun lalu, perusahaan pembiayaan ini sudah masuk ke pembiayaan properti. Tujuannya untuk diversifikasi usaha.
Herman menyebut, porsi pembiayaan properti diharapkan bisa mencapai 20% dari keseluruhan total pembiayaan konsumer. "Tahun lalu porsi dari pembiayan properti belum sampai 16%," kata dia.
Secara nilai, jumlah kredit yang dikucurkan untuk properti mencapai Rp 69,4 miliar pada tahun lalu. Nah, di tahun ini, Buana Finance membidik penyaluran kredit properti hingga sebanyak Rp 180 miliar. Saat ini, Buana Finance masih menggarap kredit rumah bekas. Ke depan, Buana Finance mengincar bisnis pembiayaan rumah baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News