kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Antisipasi serangan siber, perbankan perkuat sistem keamanan


Kamis, 28 Oktober 2021 / 18:51 WIB
Antisipasi serangan siber, perbankan perkuat sistem keamanan
ILUSTRASI. BNI Mobile Banking.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengantisipasi serangan siber, sejumlah perbankan perkuat sistem keamanan. Bahkan mereka rela mengeluarkan kocek besar agar data transaksi nasabah dan perbankan tetap aman. 

PT Bank Negara Indonesia (BNI) misalnya, mengalokasikan anggaran keamanan cukup besar. Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI YB Hariantono mengatakan, perusahaan mengalokasikan hampir 10% dari total anggaran masuk ke pos keamanan siber. 

"Peningkatan kemampuan pertahanan selalu diperbarui setiap tahunnya dengan alokasi anggaran yang cukup," kata YB Hariantono, Kamis (28/10). 

Menurutnya, keamanan siber merupakan bagian yang terintegrasi dalam pengembangan teknologi informasi di perbankan. Oleh karena itu, ada perangkat aturan, proses kerja serta kemampuan tim yang memadai untuk menjaga keamanan transaksi nasabah. 

Selain itu, bank pelat merah ini rutin melakukan pengecekan melalui persetujuan dari pihak eksternal. Misalnya saja, memperbarui program keamanan yang melibatkan konsultan terkait.

Baca Juga: Fokus pada digitalisasi, kinerja BSI semakin solid pasca merger

Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menerapkan sistem keamanan berlapis. Melalui strategi pengamanan empat Lapis dan tiga pilar eksekusi sebagai pedoman kerangka kerja keamanan siber di bank.

"Perusahaan juga melakukan serangkaian kegiatan Awareness Program bagi internal pegawai bank dan nasabah melalui berbagai kanal seperti media komunikasi perusahaan, pelatihan online, serta sosial media," terangnya VP Dept Head CISO Office Group Bank Mandiri Yohannes Dedeo Frans.

Tak berbeda, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim)  juga terus menerus melakukan peningkatan perlindungan data perseroan agar tidak rentan terhadap kejahatan siber.

Mengingat, pada waktu sebelumnya, database Bank Jatim dikabarkan bocor. Berdasarkan penelusuran awal, pelaku kejahatan siber melakukan intrusi atau gangguan pada sistem aplikasi pendukung, buka core pada sistem perusahaan. Untungnya, integrasi data nasabah tetap aman. 

Direktur TI & Operasi Bank Jatim Tonny Prasetyo mengatakan, nasabah tetap dapat memanfaatkan layanan e-channel Bank Jatim seperti JConnect mobile banking dan JConnect internet banking untuk melakukan transaksi keuangan perbankan dengan cepat, mudah, dan aman.

Selama ini, Bank Jatim juga telah melakukan mitigasi risiko terhadap serangan siber melalui kerjasama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menerapkan standard pengamanan sistem informasi. 

Tak hanya itu, Bank Jatim sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak yang terkait untuk proses investigasi dan penyelesaian masalah tersebut. Perusahaan akan berkoordinasi dengan para nasabah untuk memastikan layanan kepada nasabah tetap dapat dilakukan tanpa gangguan. 

"Apabila nasabah membutuhkan penjelasan lebih lanjut atau membutuhkan bantuan, dapat segera menghubungi layanan resmi Bank Jatim," terangnya. 

Selanjutnya: Banyak Fraud, OJK Siapkan POJK Keamanan Siber

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×