Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meski nasib akuisisi Bank Danamon oleh DBS Group Holdings Lts masih terkatung-katung akibat belum jelasnya peraturan yang membatasi kepemilikan asing, namun, hal itu tidak menyurutkan niatan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Sebagai salah satu contoh, saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) menjadi incaran bank asal Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. Dua sumber Bloomberg yang namanya tak mau disebut bilang, Mitsubishi UFJ akan membeli saham BTPN dari TPG Capital senilai US$ 1,6 miliar.
Bahkan kabarnya, selain Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, ada sejumlah bank lain dari Jepang dan sejumlah negara di Asia Tenggara yang juga tertarik untuk membeli saham BTPN. Namun, sumber tersebut tidak menyebutkan nama perusahaan yang berminat itu.
Sebenarnya, apa yang menjadi daya tarik BTPN?
Salah satu daya tarik BTPN adalah harga sahamnya yang terus meroket. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, harga saham BTPN sudah meroket hingga 32% dalam setahun terakhir.
TPG Capital dan partnernya asal Indonesia yakni Northstar Pacific Partners membeli 71,6% saham BTPN pada Mei 2007 silam. Kurang dari setahun, BTPN berhasil menghimpun dana senilai Rp 763,7 miliar atau sekitar US$ 83 juta pada saat itu dalam penyelenggaraan initial public offering (IPO) di Jakarta.
Yang mengagumkan, saham BTPN sudah reli 10 kali lipat sejak diperdagangkan pada 14 Maret 2008. Nilai kapitalisasi pasar BTPN saat ini adalah Rp 27,2 triliun atau US$ 2,8 miliar.
Pergerakan positif saham BTPN tersebut tak terlepas dari kinerja perusahaan. Sekadar informasi, BTPN meraih laba Rp 2 triliun di sepanjang 2012. Angka tersebut naik 41,4% dibanding periode yang sama di 2011 yaitu Rp 1,4 triliun.
Dari perolehan tersebut, laba bersih per saham (earning per share) BTPN juga terkerek Rp 94 (38%) dari Rp 247 menjadi Rp 341.
Beberapa pos yang berkontribusi besar terhadap laba BTPN yaitu kredit dan DPK. Tahun kemarin, kredit BTPN tumbuh 28% dari Rp 30,3 triliun pada 2011 jadi Rp 38,3 triliun di 2012. Kemudian, melalui program BTPN Sinaya, Dana Pihak Ketiga (DPK) bertumbuh 27% dari Rp 35,6 triliun di 2011 menjadi Rp 45,1 triliun di 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News