Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pembiayaan alat berat akan ketiban berkah dengan adanya pembangunan program 3 juta rumah yang dicanangkan pemerintah. Sebab, kebutuhan alat berat sangat diperlukan untuk pengolaan lahan, pembangunan infrastruktur pendukung, dan konstruksi.
Namun, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menilai dampak program 3 juta rumah sepertinya tak akan terlalu signifikan terhadap pembiayaan alat berat. Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno beralasan jumlah alat berat yang dipakai untuk membangun rumah juga tak banyak. Tentunya berbeda dibandingkan alat berat yang digunakan untuk tambang.
"Kalau alat berat yang dipakai untuk bangun rumah juga tak banyak, paling hanya untuk menggali lahan. Intinya, alat berat kebanyakan memang dipakai oleh industri pertambangan, konstruksi, hingga perkebunan," ujarnya kepada Kontan, Kamis (17/1).
Baca Juga: Fahri Hamzah Tegaskan Program 3 Juta Rumah Tak Sepenuhnya Pakai APBN
Secara keseluruhan, Suwandi memperkirakan, pembiayaan alat berat tak akan tumbuh signifikan pada tahun ini. Sebab, penjualan alat berat sudah signifikan naik pada 2022-2023. Pada saat penjualan naik, tentu orang baru beli alat berat lagi pada 3-4 tahun kemudian.
"Mungkin pada 2026 atau 2027 baru kembali naik lagi penjualan," ungkapnya.
Apabila tumbuh, Suwandi memproyeksikan pembiayaan alat berat industri multifinance kemungkinan hanya akan tumbuh single digit saja pada 2025.
Sebagai informasi, OJK mencatat outstanding pembiayaan alat berat multifinance per November 2024 mencapai Rp 44,49 triliun. Nilai itu meningkat sebesar 5,43%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Bank Tanah - Kementerian Perumahan Bahas Kriteria Lahan untuk Program 3 Juta Rumah
Selanjutnya: Tumbuh 11,4%, CNAF Catat Penyaluran Pembiayaan Baru Rp 9,96 Triliun di 2024
Menarik Dibaca: 12 Cara Alami dan Efektif Menurunkan Kadar Kolesterol Tinggi Anda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News