kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

APPI Sebut Faktor Ini Pengaruhi Pertumbuhan Kinerja Multifinance pada 2024


Kamis, 01 Agustus 2024 / 06:41 WIB
APPI Sebut Faktor Ini Pengaruhi Pertumbuhan Kinerja Multifinance pada 2024
ILUSTRASI. Piutang pembiayaan perusahaan multifinance pada Mei 2024 capai Rp 490,69 triliun


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) membeberkan sejumlah faktor yang memengaruhi pertumbuhan perusahaan pembiayaan atau multifinance pada 2024.

Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengatakan, industri sempat merasakan pertumbuhan yang signifikan pada 2023 sampai 15%. Namun, dia menyebut sebenarnya perusahaan pembiayaan sudah bisa merasakan perlambatan pertumbuhan pada 2024 saat kuartal IV-2023.

"Tentunya disebabkan berbagai macam alasan. Mungkin karena adanya pemilu pada awal 2024. Setelah pemilu, kami beralasan lagi, yaitu adanya pilkada akhir tahun," ungkapnya dalam acara Non Bank Financial Forum 2024 di Kempinski Hotel, Jakarta Pusat, Senin (29/7).

Suwandi menambahkan, perlambatan kinerja perusahaan pembiayaan juga diiringi dengan naiknya Non Performing Financing (NPF) industri.

Adapun NPF mengalami peningkatan yang cukup tajam dari yang rata-rata 2,2%-2,3%, industri pernah mengalami kenaikan pada April 2024 sebesar 2,82%, tetapi sudah mulai turun 2,77% pada Mei 2024.

Baca Juga: Sejumlah Perusahaan Multifinance Alami Penurunan Laba Bersih di Semester I-2024

Suwandi mengatakan, salah satu penyebab kinerja perusahaan pembiayaan menurun dan NPF meningkat karena daya beli masyarakat yang menurun dan tabungan dari kalangan menengah ke bawah juga minim.

"Selain itu, secara volume penjualan kendaraan roda empat juga mengalami penurunan. Tadinya, target sekitar 1 juta unit penjualan, mungkin tahun ini akan ditutup di angka 850 ribu," tuturnya.

Mengenai prospek ke depannya, Suwandi menerangkan industri pembiayaan harus tetap optimistis bisa meraih pertumbuhan dobel digit. Dia menilai perlambatan pertumbuhan hanya momen yang sesaat dan perusahaan pembiayaan diyakini akan tetap mendapatkan potensi debitur yang lebih berkualitas ke depannya.

"Kami bisa tetap bertumbuh di sekitar 9%-10% dan berharap 12%. Saya yakin perusahaan pembiayaan akan tetap tumbuh, termasuk dalam pemerintahan yang baru," ujarnya.

Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan pembiayaan kendaraan masih memiliki peluang tumbuh di kisaran 9%–11% sampai akhir 2024.

Adapun OJK mencatat piutang pembiayaan perusahaan multifinance sebesar Rp 490,69 triliun pada Mei 2024. Nilai piutang pembiayaan pada Mei 2024 tumbuh 11,21% Year on Year (YoY).

Pertumbuhan Mei 2024 terbilang menguat jika dibandingkan pencapaian April 2024. Pada April 2024, nilai piutang pembiayaan tumbuh 10,82% YoY dengan nilai Rp 486,35 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×