kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Asa Investor Thailand Berbisnis Bank Di Indonesia


Kamis, 21 November 2024 / 20:05 WIB
Asa Investor Thailand Berbisnis Bank Di Indonesia
ILUSTRASI. Presiden Direktur Bangkok Bank sekaligus Presiden Komisaris Bank Permata Chartsiri Sophonpanich mengatakan, Bangkok Bank memang banyak memiliki jaringan, utamanya di Asia. Indonesia menjadi salah satunya karena negara ini merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Kurang dari satu dekade, investor asal Thailand, terkhusus bank, semakin melirik Indonesia sebagai tempat potensial untuk melebarkan sayap. Asa yang tinggi pun digantungkan para investor-investor ini.

Setidaknya, ada dua bank asal Thailand yang kini telah menjadi pemegang saham bank lokal di Indonesia. Yakni, Bangkok Bank dan Kasikorn Bank.

Bangkok Bank telah mengakuisisi PT Bank Permata Tbk pada tahun 2020 yang lalu. Namun, perlu dicatat bahwa Bangkok Bank sejatinya sudah memiliki kantor cabang di Indonesia sejak 1968.

Selanjutnya, ada Kasikorn Bank (KBank) yang tak mau kalah dengan menjadi pemegang saham dari PT Bank Maspion Tbk. Meski demikian, KBank sudah menjadi pemegang saham minoritas bank tersebut sejak 2017.

Baca Juga: Bank Permata (BNLI) Catat Laba Bersih Rp 2,8 Triliun Per September 2024

Sebagai informasi, baik itu Bangkok Bank maupun KBank adalah dua bank dengan aset terbesar di Negeri Gajah Putih. Bangkok bank dengan aset mencapai 4,48 triliun baht, sementara KBank menyusul dengan aset senilai 4,37 triliun baht.

Presiden Direktur Bangkok Bank sekaligus Presiden Komisaris Bank Permata Chartsiri Sophonpanich mengatakan, Bangkok Bank memang banyak memiliki jaringan, utamanya di Asia. Indonesia menjadi salah satunya karena negara ini merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara.

Chartsiri bercerita, sebelum mengakuisisi Bank Permata, Bangkok Bank telah memantau kinerja bank ini dalam beberapa waktu. Ia melihat Bank Permata memiliki jaringan yang kuat.

Empat tahun pasca akusisi, Chatsiri memiliki harapan agar Bank Permata mampu tumbuh secara konsisten. Ditambah, mampu membantu nasabah-nasabah korporasi Bangkok Bank yang banyak berinvestasi di Indonesia.

“Indonesia adalah negara ASEAN dengan ekonomi yang atraktif, bahkan di Asia. Alhasil nasabah Bangkok Bank yang dari beberapa negara banyak investasi di Indonesia,” ujarnya, Kamis (21/11).

Baca Juga: Bank Permata (BNLI) Optimistis Naik Kelas ke KBMI 4, Begini Rencananya

Sebaliknya, ia juga berharap nasabah-nasabah korporasi dari Indonesia yang memang memiliki potensi untuk naik kelas bisa ekspansi ke luar negeri. Tentunya, dengan dibantu jaringan Bangkok Bank di negara lainnya.

Lebih lanjut, Chatsiri menyebut, untuk saat ini pihaknya akan berfokus pada Bank Permata saja untuk yang ada di Indonesia. Artinya, tak ada rencana mengakuisisi perusahaan keuangan lainnya seperti yang dilakukan beberapa investor dari negara lain.

Ia juga bilang untuk saat ini belum ada rencana pula untuk menambah modal di Bank Permata. Menurutnya, saat ini lebih baik untuk membiarkan Bank Permata tumbuh lebih dulu.

“Kepada manajemen, kami memberikan perspektif jangka pendek dan jangka panjang agar mereka bisa merencanakan bisnis ke depan dengan baik,” ujarnya.

Sebagai informasi, Bank Permata membukukan laba bersih sebesar Rp 2,8 triliun pada kuartal III/2024. Laba ini tumbuh sebesar 30,1% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (YoY).

Baca Juga: Beda Nasib Investor Asing Kala Masuk Industri Perbankan Tanah Air

Sementara itu, Presiden KBank Pipit Aneaknithi juga memiliki pandangan yang sama. Menurutnya, investasi di Indonesia merupakan langkah strategis untuk memperluas kemitraan di kawasan regional.

Ia melihat kawasan ASEAN ditambah China, Jepang dan Korea Selatan adalah peluang untuk memanfaatkan keahlian di teknologi dan keberlanjutan. Sumber daya manusia di kawasan ini besar.

Lebih lanjut, langkah terdekat yang akan dilakukan KBank terhadap Bank Maspion adalah melakukan rebranding. Tak hanya tentang nama namun transformasi besar dari sisi layanan.

“Proses ini membutuhkan waktu, tapi saat ini sedang menyusun rencana final,” ujarnya belum lama ini.

Selanjutnya: Rakyat Makin Susah! YLKI Tolak Kenaikan Tarif PPN 12% di 2025

Menarik Dibaca: Ini Daftar Lengkap Pemenang Piala Citra FFI 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×