Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) mencatatkan pertumbuhan kredit 8% sepanjang 2019 menjadi Rp 7,8 triliun.
Penyaluran kredit tersebut ditopang oleh segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Segmen tersebut menyumbang porsi 62% atau sebesar Rp 4,9 triliun.
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat signifikan hingga 23% year on year (YoY) menjadi Rp 9,7 triliun. Capaian ini terutama ditopang oleh peningkatan dana murah (giro dan tabungan) yang tumbuh 75% sehingga rasio CASA Bank Sampoerna naik ke level 23%.
Baca Juga: Asing lepas BBRI dan TLKM, berikut 10 saham yang dilego asing kemarin, Rabu (1/4)
Dengan pertumbuhan DPK dan kredit, total aset perseroan pun meningkat 17% YoY menjadi Rp 11,5 triliun.
“Meskipun sepanjang 2019 kondisi ekonomi di Indonesia belum stabil termasuk banyaknya agenda politik, Bank Sampoerna tetap menunjukkan kinerja yang baik dalam peran menghimpun dana dan menyalurkannya dalam pinjaman. Pemberdayaan UMKM tetap menjadi fokus utama kami," kata Ali Rukmijah, Direktur Utama Bank Sampoerna dalam keterangan resminya, Kamis (2/4).
Sejalan dengan peningkatan penyaluran pinjaman, Bank Sampoerna mencatatkan pendapatan bunga sebesar Rp1,3 triliun atau tumbuh 17% dari tahun 2018.
Bank Sampoerna meningkatkan pencadangan kredit sehingga rasio pencadangan kredit terhadap non-performing loan (NPL/ kredit bermasalah) pada akhir 2019 menjadi 68.6% dari sebelumnya 56,8% di akhir tahun 2018.
Baca Juga: IHSG rebound 1,47%, 10 saham ini dikoleksi investor asing, Kamis (2/4)
Kenaikan pencadangan itu bikin laba yang bisa dibukukan turun menjadi Rp 19 miliar.
Henky Suryaputra, CFO Bank Sampoerna, perseroan akan lebih siap menghadapi tantangan 2020 dengan pencadangan yang cukup baik itu.
“Bank Sampoerna mulai menerapkan PSAK 71 di awal tahun 2020. Secara umum, total penyisihan dinilai sudah memadai. Manajemen yakin bahwa peningkatan penyisihan penurunan nilai kredit yang menyebabkan penurunan laba di tahun 2019 tidak akan terjadi lagi di tahun 2020,” kata Henky.
Baca Juga: 10 saham ini diborong investor asing saat IHSG turun 1,61% kemarin, Rabu (1/4)
Dari sisi rasio keuangan, kecukupan modal (CAR/ Capital Adequacy Ratio) Bank Sampoerna berada pada tingkat 21,08%, jauh lebih tinggi daripada yang dipersyaratkan oleh regulator sebesar 10,0%.
CAR per akhir 2019 juga lebih tinggi daripada angka per akhir 2018 yang berada pada tingkat 19,51%. Hal ini tentunya tak dapat dipisahkan dari tambahan modal dari pemegang saham yang berjumlah Rp 265 miliar sepanjang tahun 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News