Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
Kenaikan pencadangan itu bikin laba yang bisa dibukukan turun menjadi Rp 19 miliar.
Henky Suryaputra, CFO Bank Sampoerna, perseroan akan lebih siap menghadapi tantangan 2020 dengan pencadangan yang cukup baik itu.
“Bank Sampoerna mulai menerapkan PSAK 71 di awal tahun 2020. Secara umum, total penyisihan dinilai sudah memadai. Manajemen yakin bahwa peningkatan penyisihan penurunan nilai kredit yang menyebabkan penurunan laba di tahun 2019 tidak akan terjadi lagi di tahun 2020,” kata Henky.
Baca Juga: 10 saham ini diborong investor asing saat IHSG turun 1,61% kemarin, Rabu (1/4)
Dari sisi rasio keuangan, kecukupan modal (CAR/ Capital Adequacy Ratio) Bank Sampoerna berada pada tingkat 21,08%, jauh lebih tinggi daripada yang dipersyaratkan oleh regulator sebesar 10,0%.
CAR per akhir 2019 juga lebih tinggi daripada angka per akhir 2018 yang berada pada tingkat 19,51%. Hal ini tentunya tak dapat dipisahkan dari tambahan modal dari pemegang saham yang berjumlah Rp 265 miliar sepanjang tahun 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News